REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Guna meningkatkan upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui dorongan kegiatan ekonomi biru, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama para mitra menginisiasi program Koralestari.
Program koralestari itu, didukung oleh Global Fund for Coral Reefs (GFCR) ini diluncurkan juga di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, pada Selasa (9/11/2024).
Program Koralestari itu telah dilaksanakan di tiga wilayah prioritas dengan total luas 4,1 juta Hektare, yang mencakup: Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KKP3K-KDPS), Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur; Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi NTT, dan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga (KKPD Kabupaten Lingga), Provinsi Kepulauan Riau.
Visi dari program Koralestari adalah transformasi upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang. Melalui pembiayaan berkelanjutan dari Kawasan Konservasi Perairan yang berdampak positif terhadap kelestarian terumbu karang, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, dan ketahanan pesisir terhadap perubahan iklim.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKHL KKP) Muhammad Firdaus Agung mengatakan, dalam mengoptimalkan program Koralestari perlu memperhatikan tiga aspek.
Di antaranya, konservasi, pendanaan, dan ekonomi untuk mengurangi tekanan terhadap terumbu karang.
Menurut Firdaus Agung, perbaikan ekosistem terumbu karang melalui Koralestari dapat dipadukan dengan dorongan ekonomi biru, yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
“Terumbu karang merupakan ekosistem yang penting bagi kesehatan laut. Dalam konteks lebih besar, kelestarian terumbu karang Indonesia tidak hanya berdampak pada masyarakat lokal namun juga global. Untuk itu kawasan-kawasan terumbu karang harus dijaga dan dilindungi melalui upaya konservasi,” ucap Firdaus, sapaan akrabnya.
Sementara, lanjutnya, kondisi yang rusak akan direstorasi. Secara nasional, program Koralestari sudah berkontribusi bagi kebijakan ekonomi biru dan meningkatkan efektivitas kawasan konservasi.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad menekankan, penting untuk melakukan kolaborasi dalam menyukseskan program Koralestari.
Ujang berharap, program ini dapat dijalankan secara kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kampung, serta mitra-mitra pembangunan, dengan melihat potensi dan kewenangan masing-masing pihak.
“Program Koralestari dapat diintegrasikan dengan rencana strategis kelautan dan perikanan di Kabupaten Berau serta program-program kerja pemerintah lainnya,” pungkasnya.