REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Fluktuasi harga cabai sekarang bikin pedagang Pasar Bauntung di Kota Banjarbaru pusing.
Mereka yang menjual cabai cukup kesulitan dan bingung memasarkan dagangannya.
Misalnya diakui salah seorang pedagang bernama Wati, dalam beberapa pekan terakhir, harga cabai di Pasar Bauntung yang awalnya Rp20 ribu per kilogram, naik drastis menjadi Rp80 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram.
Namun, tak berselang lama, harga cabai kembali mengalami penurunan yang signifikan, dari harga semula Rp80 ribu menjadi Rp10 ribu, lantaran melimpahnya pasokan kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
“Ketika harga cabai murah dengan harga Rp20 ribu per kilogram cabai akan susah di jual, bahkan sampai membusuk karena sepinya pelanggan untuk membeli cabai di karenakan jumlahnya yang melimpah jadi cabai banyak di jual dipasar,” katanya.
“Sebaliknya saat harga cabai lagi mahal-mahalnya bisa dari Rp80 ribu perkilo hingga ada yang Rp130 ribu perkilogram tergantung jenis cabai itu sendiri,” sambungnya, Sabtu (4/5/2024).
Wati melanjutkan, meski harga cabai saat ini mengalami kenaikan, namun tetap menjadi incaran masyarakat.
Menurutnya, hal itu disebabkan komoditas cabai merupakan kebutuhan pokok utama.
Senada, pedagang cabai lainnya di Pasar Bauntung, Wawan mengaku, fluktuasi harga cabai membuatnya pusing dalam menentukan harga ke pelanggan.
“Kadang saat harga murah bisa untung kadang juga bisa rugi dan juga sebaliknya,” ucapnya.
Ia juga menceritakan, ketika harga cabai meroket, banyak masyarakat yang tetap membeli lantaran takut stoknya di pasaran habis, aibatnya cabai pun menjadi langka.
“Karena jumlah yang sedikit, banyak masyarakat yang cepat cepat membeli cabai tersebut karena takut kehabisan stok walau harganya sedang mahal,” terangnya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Lia mengaku, ketika harga cabai mahal dirinya akan membeli lebih banyak supaya tidak kehabisan untuk stok di rumah.
“Saya sering membeli cabai dalam jumlah banyak agar tidak kehabisan, untuk memasak sambal dan kuah untuk lauk makan dirumah,” tandasnya.
Penulis : Muhammad Haizar Rahman (Kelompok 2 JC4)
Mentor : Irma