REDAKSI8.COM – Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha FPK ULM baru-baru tadi menyerahkan seekor satwa yang masih dilindungi undang-undang di Indonesia yakni, Elang Tikus (Elanus Caeruleus) ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (30/3).
Sebagai Pecinta Alam, Bagi Ketua Mapala Piranha, Syaima Melianti, menyerahkan satwa liar yang ditemukan kawan-kawan Piranha berkeliaran di wilayah Komplek perumahan Bumi Cahaya Bintang Kota Banjarbaru itu ke lembaga konservasi sudah menjadi kewajiban.
Karena sebagaimana terlampir dalam PP No. 7 Tahun 1999, Elang Tikus masuk ke dalam daftar Apendiks II yang merupakan daftar spesies yang tidak terancam mengalami kepunahan, namun dapat terancam punah bila diperdagangkan terus-menerus tanpa adanya pengaturan.
Hal ini tentu saja menurutnya tidak patut untuk dipelihara sendiri. Sehingga Ia bersama kawan-kawan burayak Piranha menyerahkan Elang Tikus itu ke lembaga resmi yang notabennya adalah sebagai pelindung bagi satwa-satwa liar.
“Kemarin sebelum senja kita menemukan elang tikus ini di dekat posyandu komplek. Saat itu kita udah mau selesai kerja bakti sama warga komplek bikin lampion buat lomba tanglong, tiba-tiba ada burung Elang putih dekat dengan kita. Ya kita amankan dulu, baru hari ini kita serahkan ke sini,” Syaima menjelaskan.
Ia menambahkan, burung elang itu ditemukan dalam keadaan kaki yang masih diikat dengan tali berwarna hitam.
Sementara itu, Polhut Penyelia BKSDA Kalsel, Rudi Pranoto menerangkan, Elang Tikus tersebut akan di rawat terlebih dahulu sebelum nantinya akan kembali dilepas liarkan ke alam.
“Kalau burung ini sebelumnya adalah burung peliharaan maka akan kita berikan treatment pengembalian sifat liarnya. Jika burung ini memang sudah siap kembali ke alam maka akan kita lepas,” ungkapnya.
Sekedar informasi, Elang Tikus merupakan salah satu burung pemangsa yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal. Karena itulah, pemerintah Indonesia membuat undang-undang yang mengatur perdagangan Elang Tikus.
Elang Tikus memangsa serangga-serangga besar seperti jangkrik dan belalang serta kadal dan terkadang juga tikus.
Mereka terkenal amat pendiam dengan panggilan yang seperti pekikan bernada tinggi atau siulan lembut berbunyi, “whiip, whiip”. Panggilan ini banyak terdengar pada musim kawin.
Berukuran sekitar 30 cm, Elang Tikus memiliki warna putih, hitam, dan abu-abu yang khas dengan iris mata berwarna merah.
Elang Tikus merupakan spesies utama di dataran terbuka serta wilayah semi-gurun seperti sub-Sahara di Afrika dan beberapa wilayah tropis di Asia. Meski demikian, persebarannya juga berkembang di Eropa Selatan dan Asia Barat.