REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Hingga saat ini, sebagian wilayah Kota Banjarbaru masih diselimuti kabut asap dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Kabut asap kerap berlangsung pagi hari sekitar pukul 06.00 hingga jam 08.00 Wita.
Akibatnya, jarak pandang masyarakat maupun pengguna jalan kembali tertutupi selama beberapa jam itu.
Wakil Walikota Banjarbaru, Wartono mengatakan, belakangan ini curah hujan memang sudah berkurang, ditambah cuaca yang panas dan banyak lahan gambut dapat menimbulkan karhutla.
“Alhamdulillah dengan adanya hujan ini meresap ke tanah jadi agak kurang sudah,” ucapnya.
Meski demikian, wilayah Landasan Ulin masih terdampak kabut asap ketika pagi hari.
Sehingga masyarakat di imbau untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Sebab menurutnya, kabut asap dapat menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Kalau kabut asap pagi ada, jadi wilayah dekat bandara itu di imbau pakai masker, karena banyak yang kena ISPA,” ujarnya.
Dengan begitu, Ia berharap hujan bisa segera turun untuk mengurangi dampak kabut asap dan Karhutla di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sementara itu, seorang warga Jalan Kasturi, Niki mengatakan, cuaca sekarang tidak menentu, terkadang hujan kebanyakan panas.
Menurutnya, kondisi itu merupakan ciri memasuki pancaroba yang dikhawatirkan akan banyak warga terkena batuk filek.
“Untuk cuaca sendiri masih labih sih, hujannya juga tidak menentu, kadang tiba-tiba hujan tiba-tiba langsung panas lagi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Niki juga mengatakan, kabut asap diwilayah rumahnya masih ada ketika pagi hari.
Bahkan, kabut asap sempat masuk ke dalam rumah, karena memang lokasi kebakaran sangat dekat rumahnya.
“Iya akhir-akhir ini sampai masuk rumah kabut asapnya, tapi tidak separah minggu lalu, sudah mulai berkurang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Karhutla mulai bulan Maret hingga 18 September 2023 mencapai angka 740.084 hektar lahan yang terbakar dengan 333 kejadian.
Karhutla paling sering terjadi di wilayah Landasan ulin , tercatat sudah ada 151 kejadian.
Liang Anggang 70 kejadian, Cempaka 84 kejadian, Banjarbaru Utara 9 kejadian, dan Banjarbaru Selatan 19 kejadian.