BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Salah satu rencana prioritas pembangunan di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Kota Banjarbaru tahun 2024 dan anggaran perubahan tahun 2023 kata Walikota Aditya Mufti Ariffin, belum beranjak jauh dari permasalahan mitigasi bencana.
Sebab, dari sejumlah jejak peristiwa bencana yang menimpa beberapa tahun belakangan di Banjarbaru acap kali persoalan banjir.
Prioritas pembangunan yang dimaksud Aditya meliputi Normalisasi Sungai dan Normalisasi Drainase.
“Arah mata anggaran kita ada yang di arahkan untuk mitigasi bencana,” ujarnya pasca Panen Raya Ubi RT Mandiri Sejahtera dan Penyerahan Bantuan Dana RT Mandiri tahun 2023 di Jalan Seledri Sungai Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kamis (4/5/2023) siang.
Sejauh ini, lokasi yang kerap tertimpa musibah tahunan sejak awal tahun 2020 itu diantaranya wilayah bantaran Sungai Kemuning, Jalan Ahmad Yani Kilometer 33.5, kawasan pemukiman warga di Kelurahan Cempaka sampai daerah Kecamatan Liang Anggang dan Landasan Ulin.
Meskipun fakta di lapangan yang biasa disaksikan langsung pewarta, banjir hanya menggenang beberapa selang waktu saja di beberapa titik, tidak termasuk di wilayah Kelurahan Cempaka yang memerlukan waktu lebih lama, karena menunggu air genangannya terlebih dahulu surut.
Berdasarkan data tersebut, pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru berkomitmen memprioritaskan program pembangunan kota ke arah mitigasi bencana, dalam hal ini masalah banjir.
Upaya pemko Banjarbaru dalam mengatasi masalah ini nyatanya sudah bergulir sejak 3 tahun belakangan, diantaranya perbaikan drainase dan membangun Embung di Graha Citra Megah dan Embung Cempaka.
Baru-baru tadi pun, pihak Dinas PUPR melalui Bidang Sumber Daya Air menyatakan, rencana pembangunan satu buah embung lagi di kawasan Cempaka, lokasinya ada di ujung Sungai Kiranji, Gunung Kupang, dengan luas kurang lebih tiga hektar.
Anggaran yang dialokasikan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga tidak tanggung-tanggung, Rp4,6 Miliar untuk membangun embung tersebut.
Harapannya embung yang dibangun nanti untuk mengurangi dampak banjir.
Dimana menurut Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Banjarbaru Subrianto kepada rekan-rekan media beberapa waktu lalu menyebutkan, adanya embung baru itu dapat mereduksi banjir sekitar 25 persen.
Lantas, apakah upaya yang sudah terimplementasikan telah berdampak kepada masyarakat yang bersangkutan?
Dari data yang dihimpun Redaksi8.com, adanya perbaikan drainase hingga embung di sejumlah wilayah di Banjarbaru faktanya baru sebagian dapat menjawab keluh kesah warga terkait.
Soalnya, pada Rabu (22/2/2023) lalu terjadi hujan lebat disertai gemuruh petir yang menyebabkan warga yang tinggal di daerah Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan dan Cempaka kebanjiran.
Dari tiga kecamatan itu, daerah Banjarbaru Selatan terdampak paling parah. Di sana, ada seribu lebih jiwa yang mesti merasakan ketinggian air banjir hingga seleher orang dewasa.
Bahkan yang lebih ironis, ada ibu dan bayinya yang terjebak di dalam rumah ketika banjir. Syukurnya, keduanya berhasil dievakuasi menggunakan perahu portable.
Semoga saja melalui program normalisasi sungai dan drainase yang berlanjut dapat menjadi jawaban atas sekelumit peristiwa bencana banjir yang dirasakan oleh warga Kota Idaman Banjarbaru. (ADV)