REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Puluhan pemilik dan pekerja warung remang-remang yang tak berizin di pinggir Jalan Trikora, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru meminta kompensasi jika bangunan mereka akan dilakukan penutupan hingga pembongkaran.

Saat dikonfirmasi, hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Produk Hukum Daerah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarbaru, Denny Mahendrata pada Kamis (18/9/25).
Katanya, dalam forum rapat bersama dengan pemilik warung itu, mereka semua bersikeras ingin menyampaikan aspiranya kepada Ibu Wali Kota Banjarbaru.

“Ya kami persilahkan saja karena memang itu merupakan aspirasi dari setiap warga masyarakat yang ada di Kota Banjarbaru,” ucapnya.
Mengingat warung remang-remang yang didirikan tidak memiliki izin, maka mereka juga harus menerima apapun hasil keputusan dari Wali Kota, termasuk dilakukan penutupan ataupun pembongkaran.
“Memang mereka meminta ganti rugi, tapi sekali lagi dalam hal ini ketika warung remang-remang yang keberadaannya bersifat ilegal kemudian meminta ganti rugi, tentu kami tidak memiliki dasar hukumnya,” jelasnya.
Ditambah, tugas Satpol PP hanyalah menegakkan aturan, jika mengambulkan permintaan pemilik warung maka akan bertentangan dengan sifat penegakan hukum itu sendiri.
Meski begitu, pihaknya saat ini masih menunggu araha Wali Kota Banjarbaru terkait pembongkaran warung remang-remang yang berada di pinggir Jalan Trikora.
“Kami mengharapkan dari Ibu Wali memberikan keputusan tetap berkaca kepada aturan atau regulasi yang telah ada di Kota Banjarbaru. Kalau memang ada kebijakan Ibu Wali mungkin nanti adalah lama waktu pembongkaran,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu pemilik warung remang-remang, Ahmad Junaidi mengakui bahwa rata-rata para pekerja memiliki pemahaman hukum yang kurang.
“Jadi mereka tentang hukum ini minim, karena minim itulah mereka liar. Seandainya terarah, itu lebih baik diarahkan,” ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah Kota harus melakukan pendekatan secara terarah, agar ekonomi mereka (pekerja warung remang-remang) itu tidak hancur.
Sebab, apabila ekonomi mereka tidak baik, akhirnya yang terjadi adalah menjual diri.
Dirinya pun meminta agar pemerintah dapat memberikan pendekatan terarah agar ekonomi mereka tidak hancur.
“Ulun di lapangan membuka warung-warung. Alhamdulillah ada yang terangkat, poinnya ya untuk berbagi, kalau memang betul-betul ingin ditertipkan jangan ada yang jadi korban,” tandasnya.