Seminar Internasional “Krisis Seperempat Baya” dengan Tema: Dilema Generasi Sandwich: Antara Mimpi dan Realita dengan pembicara utama (Keynote Speaker) Muhammad Zaini M.Pd yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Banjar dan Dosen Fakultas Tarbiyah.
Selain itu juga, sebagai pemateri yaitu Naftalaya Rastari Ananda Rahman dari Mahasiswa Universitas Sakarya Turki dan juga Anandyta Amalia dari Duta Genre Putri Kalimantan Selatan 2023.
Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Zaini bahwa seminar ini terkait dengan sangat bagus, ini terkait dengan generasi sandwich merujuk pada individu yang berada di tengah-tengah, harus memenuhi kewajiban terhadap orang tua yang lanjut usia dan anak-anak yang masih memerlukan perhatian, sementara mereka juga berusaha mewujudkan impian pribadi dan mencapai kesuksesan karir.
“Dalam seminar ini, bagaimana dilema ini menciptakan tekanan emosional, finansial, dan psikologis yang besar bagi banyak orang, khususnya dalam masyarakat yang serba cepat dan kompetitif bagi generasi sandwich,” tuturnya.
Zaini menjelaskan, Namun, bagaimana Islam memandang dilema ini? Apa pedoman-pedoman yang dapat diambil dari fiqih dan ajaran Islam untuk membantu generasi sandwich dalam menyeimbangkan antara kewajiban keluarga, karir, dan cita-cita pribadi mereka?
Ia meneruskan, dilema generasi sandwich merupakan tantangan besar yang memerlukan kebijaksanaan dalam menjalani hidup. Islam memberikan pedoman yang jelas untuk mengatasi tantangan ini, dengan menyeimbangkan antara kewajiban terhadap orang tua, anak, dan diri sendiri.
“Melalui niat yang baik, pengelolaan waktu yang bijak, dan kesabaran, generasi sandwich dapat menjalani hidup dengan lebih ringan dan penuh berkah, serta tetap menjaga keseimbangan dunia dan akhirat,” ungkapnya.
Zaini kembali menjelaskan bahwa generasi sandwich adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang harus menanggung beban finansial, emosional, dan sosial terhadap dua kelompok orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang.
Istilah ini mencerminkan posisi yang terjepit di antara dua kewajiban yang saling membutuhkan perhatian, waktu, dan sumber daya.
Masalah yang Dihadapi oleh Generasi Sandwich seperti:
Beban Ekonomi: Mengurus orang tua yang semakin tua dan anak-anak yang membutuhkan biaya pendidikan serta kebutuhan dasar lainnya.
Keterbatasan Waktu: Mencari keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan perawatan orang tua, sering kali membuat individu merasa tertekan.
Konflik Emosional: Perasaan bersalah jika tidak bisa memenuhi semua kewajiban secara sempurna, baik terhadap orang tua, anak, atau pekerjaan.
Perspektif Islam tentang Kewajiban dalam Keluarga
Islam memberikan pedoman yang jelas mengenai kewajiban seorang individu terhadap keluarganya, baik terhadap orang tua maupun anak-anak, serta bagaimana menjalankan tugas-tugas ini dengan seimbang dan penuh berkah.
1. Kewajiban Terhadap Orang Tua
Berbakti kepada orang tua adalah salah satu kewajiban yang sangat ditekankan dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Surah
Al-Isra’ (17:23),
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.”
Berbakti kepada orang tua bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga perhatian emosional dan fisik. Bagi generasi sandwich, ini berarti mereka harus merawat orang tua dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang, walaupun dalam kondisi yang sulit.
2. Kewajiban Terhadap Anak
Islam sangat menekankan pentingnya mendidik anak-anak dengan baik. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tahrim (66:6), yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
Islam mengajarkan bahwa orang tua memiliki kewajiban untuk memberi pendidikan yang baik, menyediakan nafkah yang cukup, dan memastikan kesehatan serta kesejahteraan anak-anak mereka. Dalam hal ini, generasi sandwich menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kewajiban ini sambil menjaga pekerjaan mereka.
3. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
Islam mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental, serta keseimbangan hidup. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu…” (HR. Bukhari).
Dalam konteks ini, generasi sandwich juga diingatkan untuk menjaga keseimbangan antara kewajiban keluarga, pekerjaan, dan ibadah. Mengabaikan salah satunya bisa mengarah pada kelelahan, stres, dan bahkan pengabaian kewajiban lainnya.
Mimpi vs Realita: Bagaimana Menyikapi Dilema Generasi Sandwich dalam Perspektif Islam
1. Mimpi: Mencapai Karir dan Kehidupan Ideal
Setiap individu memiliki mimpi dan cita-cita dalam hidup, yang seringkali melibatkan pencapaian karir yang sukses, kebahagiaan keluarga, dan kehidupan yang sejahtera. Namun, generasi sandwich sering kali merasa terhambat dalam meraih mimpi-mimpi ini karena mereka merasa terjebak di antara tanggung jawab yang berat terhadap orang tua dan anak-anak.
Apa yang dapat diajarkan Islam?
Islam mengajarkan bahwa bekerja keras untuk mencapai kesuksesan duniawi harus disertai dengan niat yang baik, yaitu untuk mencari ridha Allah. Islam tidak melarang pencapaian karir atau impian pribadi, asalkan dilakukan dengan cara yang halal dan tidak mengabaikan kewajiban agama atau keluarga.
2. Realita: Beban Kewajiban yang Berat
Realita hidup seringkali tidak seindah impian. Generasi sandwich merasa terhimpit antara tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat, kebutuhan orang tua yang semakin besar, dan anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih. Banyak dari mereka yang merasa tidak punya cukup waktu atau energi untuk melakukan semuanya dengan sempurna.
Bagaimana Islam mengatasi dilema ini?
Islam memberikan pedoman untuk menghadapi kesulitan hidup dengan sabar dan tawakal. Dalam Surah Ash-Sharh (94:5-6), Allah berfirman: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kehidupan bisa terasa sulit, di balik setiap kesulitan ada kemudahan yang akan datang. Oleh karena itu, generasi sandwich perlu menjaga keikhlasan dalam menjalani kehidupan, sabar dalam menghadapi cobaan, dan tetap berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan kewajiban.
3. Mencapai Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
Salah satu tantangan terbesar bagi generasi sandwich adalah menjaga keseimbangan antara duniawi (karir, kekayaan, kenyamanan) dan akhirat (ibadah, amal saleh, dan kebahagiaan abadi). Dalam Islam, dunia dan akhirat tidak saling bertentangan. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut dengan adil.
Hadits Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, maka Allah akan membuatkan kebingungannya di depan matanya, dan dunia hanya akan datang kepadanya sebagaimana yang telah ditentukan. Barangsiapa yang akhirat adalah tujuannya, maka Allah akan membuatkan kemudahan bagi urusannya dan dunia akan mengikuti di belakangnya.” (HR. Tirmidzi)
Ini mengajarkan kita bahwa prioritas terhadap akhirat harus tetap dijaga, dan Allah akan memudahkan segala urusan dunia jika kita menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.
Tips Mengatasi Dilema Generasi Sandwich dalam Perspektif Islam
1. Tingkatkan Niat dan Ibadah:
Setiap usaha yang dilakukan dalam memenuhi kewajiban terhadap orang tua dan anak harus diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah. Mengingat bahwa setiap perbuatan baik adalah amal ibadah, maka peran sebagai anak yang merawat orang tua dan sebagai orang tua yang mendidik anak akan dihitung sebagai pahala.
2. Atur Waktu dengan Bijak:
Manajemen waktu adalah kunci. Islam mengajarkan pentingnya mengelola waktu dengan baik untuk keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah. Rasulullah SAW bersabda: “Ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh banyak orang, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
3. Jaga Kesehatan dan Mental:
Jangan sampai kewajiban terhadap orang tua dan anak membuat diri sendiri jatuh dalam kelelahan atau stres. Islam menganjurkan umatnya untuk menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Luangkan waktu untuk istirahat dan rekreasi dengan keluarga untuk menghindari kelelahan mental.
4. Sabar dan Tawakal:
Ketika menghadapi kesulitan, sabar adalah kunci untuk tetap bertahan. Islam mengajarkan untuk tidak berputus asa dan selalu berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal.



