REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Dalam rangka meningkatkan minat kunjungan masyarakat ke perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kota Samarinda melaksanakan lomba Fotografi, Kamis (16/5).
Mengusung tema Perpustakaan Rumah Kedua para peserta yang mengikuti lomba fotografi di wajibkan mengambil karya dengan objek aktivitas medi gedung/ruangan/lanskap Perpustakaan Umum Daerah Kota Samarinda.
Sebanyak 67 orang mengikuti lomba fotografi dan 67 karya itu diunggah di Instagram dan menandai medsos Perpusda Samarinda dengan masing-masing menyertakan caption minimal 50 kata, serta menambahkan tagline #ayokeperpussamarinda dan #lombaperpus2024.
Pemenang lomba fotografi di umumkan tepat hari ini Kamis, (16/5/2024) dan semua pemenang akan mendapatkan uang tunai, trofi dan sertifikat fisik.
Adapun proses penilaian karya fotografi oleh dewan juri yakni Jonathan Irene Sartika Dewi Max (pengajar di FIB Unmul, anggota Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia), Muhammad Jaya (sutradara film, peraih berbagai lomba cinematography), Muhammad Al Fayed (pengajar di FIB Unmul, seniman, komunitas Layar Mahakama).
Ketiga juri tersebut, memiliki berbagai pandangan dalam melihat karya lomba fotografi di tahun 2023 dan 2024 sekarang.
Fayed mengatakan, tim juri telah melakukan rapat dan merubah alur formasi karena, di tahun sebelumnya terlalu banyak peserta. Maka mereka mengurangi batas umur yang mengikuti lomba itu.
“Jadi kita fokus ke pelajar dan mahasiswa. Ehh, ternyata semakin banyak dan meledak. Sebenarnya saya juga bersyukur semakin banyak yang kenal sama Perpustakaan. Interest sama fotografi juga salah satu cabang dari seni budaya,” jelas Fayed saat Talkshow berlangsung di Aula Perpustakaan Kota Samarinda Lantai II, pada Kamis (16/05/2024).
Usai melihat 67 karya foto peserta, Fayed melihat sudah banyak rasa ketertarikan untuk mengekplosrasi berbagai tempat. Sedangkan, dalam menciptakan karya seni di foto, menciptakan konsep menjadi point penting sebelum teknis foto.
“Supaya lebih kelihatan prepare aja. Sejauh ini buah pemikiran teman-teman mengesplorasi Perpustakaan sudah bagus karena tema nya jufa promosi Perpus pasti teman-teman lakukan riset dulu. Misal dimana saja yang bisa untuk membaca, merenung, melamun, bahkan galau sekalipun kan. Nggak apa-apa karena sesuai tema Perpustakaan rumah kedua kita,” ujar Fayed dihadapan peserta.
Sementara itu, Jaya menanggapi proses penilaian lomba di tahun ini masih terdapat kesulitan dalam memilih para pemenang, karena sebagian besar semua sudah tuntas di arahan teknis.
“Hanya masih banyak yang belum bisa menggabungkan teknis dan menggabungkan banyak cerita dalam satu foto. Ada juga permainan kondisi cahaya, sebenarnya foto cahaya itu bisa di dairek atau dibuat. Secara framing gambar sudah bagus tapi cahaya tidak di gunakan,” ujar Jaya sembari mengakui, para peserta telah menciptakan karya luar biasa.
Menurutnya, tahun ini ada kemajuan mengenal Perpustakaan dengan banyak menggunakan properti yang menarik dan memiliki nilai yang dapat dijual.
Tidak kalah penting, sebagai juri Jonathan Irene Sartika Dewi Max juga mengingatkan dalam pengampilan foto selain menguasai tehnik dan konsep, wajib untuk mengedepankan etika, kepedulian dan menghargai HAM serta kewajiban.
“Kalau kita punya prestasi keluarga dan alam semesta pasti akan mendukung kalau kita konsisten,” pungkasnya