REDAKSI8.COM, BANJAR – Dalam rangka kesiapan menghadapi bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menggelar apel siaga Karhutla, Rabu (31/7/2024) pagi di halaman Kantor BPBD Kabupaten Banjar jalan Sekumpul Ujung Desa Bincau Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar.
Apel siaga Karhutla tersebut dipimpin oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah dan dihadiri oleh Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar serta stakeholder lainnya.
Yang mengikuti apel Karhutla yakni Prajurit Kodim 1006 Banjar, anggota Polres Banjar, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banjar, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Banjar, Dinas Satpol PP Kabupaten Banjar, Manggala Agni, BPBD Kabupaten Banjar, Tagana Kabupaten Banjar.
Selain itu juga hadir Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Kabupaten Banjar, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjar, Emergency Banjar Response (EBR) Kabupaten Banjar, Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Banjar.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah menyampaikan bahwa Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah di Provinsi Kalimantan Selatan yang rentan terjadinya bencana Karhutla, untuk itu seluruh elemen dituntut untuk siap siaga menghadapi dan menanggulangi Karhutla.
“Berdasarkan kondisi cuaca saat ini, meskipun sering terjadi hujan, namun kita harus meningkatkan upaya-upaya melalui kerjasama dalam rangka pencegahan dan kesiapsiagaan akan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah kita terutama kawasan pertanian perkebunan dan lahan tidur, semak belukar dan lainnya,” tuturnya.
Ikhwansyah menjelaskan bahwa kejadian kebakaran lahan tidak mengenal batasan, baik hutan lindung, cagar biosfer, hutan tanaman industri, perkebunan perusahaan baik itu milik swasta maupun pemerintah, begitu pula perkebunan masyarakat juga dapat mengalami kejadian karhutla.
Adapun terkait dengan penyelesaian Karhutla bahwa tidak bisa dilakukan secara parsial masing-masing pihak. Namun perlu adanya kerjasama yang baik antara seluruh stakeholder. Kita tidak perlu saling menyalahkan tapi kita berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal.
“Karena tindakan saling menyalahkan tak akan pernah menyelesaikan masalah. sebaliknya malah membuat masalah baru hal ini tentu kita tidak inginkan dan tidak boleh terjadi,” harapnya.
Karhutla bisap terjadi karena gesekan dahan pohon yang mengering pada musim kemarau juga bisa disebabkan ulah manusia namun pada umumnya terjadi nya katula karena hutan sengaja dibakar untuk membuka lahan pertanian atau membuang puntung rokok maupun membiarkan tapi pembakaran yang masih menyala.
Banyak kerugian akibat karena yaitu transportasi menjadi terganggu jarak pandang pendek udara pun ikut tercemar selain itu pernapasan pun menjadi terganggu karena itu harus dicegah dan ditanggulangi sedini mungkin dan hal itu menjadi tanggung jawab kita semua.
Untuk mengantisipasi dan mencegah serta mengatasi karhutla, memang membutuhkan koordinasi yang lebih intensif untuk itu setelah apresiasi ini seluruh bangku kepentingan di Kabupaten Banjar kami memutuskan agar meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang telah terbangun baik selama ini.
Terlebih-lebih ketika sudah terjadi bencana karutan antar satu inovasi baik pemerintah aparat maupun swasta harus saling baku membahu langkah ini penting agar menjadi agar menjadi langkah ini penting agar bencana karena tersebut tidak menjadi bencana kabut asap yang merugikan semua pihak.
“Khusus kepada para camat kami instruksikan agar segera mengumpulkan lurah atau kepala desa. Lakukan dan lebih gencar mensosialisasikan penanganan Karhutla dan status siaga bencana kabut asap akibat karhutla di Kabupaten Banjar tahun lalu,” tuturnya.
“Kami ingatkan agar perusahaan pemilik lahan perkebunan lebih tanggap terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran di lahannya. Jangan sampai musibah kebakaran lahan, akibat kelalaian menyebabkan izin perusahaan itu dicabut.
Jami minta kepada seluruh petugas, baik petugas pemadam kebakaran, petugas Penanggulangan Bencana Daerah, Manggala Agni, masyarakat peduli api, tim reaksi cepat dari perusahaan agar tetap siaga dan memastikan peralatan sudah siap siaga setiap saat.