REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan pemeriksaan langsung ke Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru.

mereka datang kesana untuk memastikan kualitas stok beras impor yang sempat diragukan kelayakannya.
Dalam kegiatan pemantauan tersebut, jajaran Pemprov Kalsel didampingi unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pihak Perum Bulog, memeriksa beras impor yang dinilai kurang layak dikonsumsi.

“Dari hasil pengecekan di lokasi, seluruh beras kini telah melalui proses penyortiran dan dipastikan dalam kondisi layak edar,” ujar Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin di sela peninjauan, Senin (6/10/25).
Katanya proses sortir dilakukan terhadap sisa stok beras impor yang diterima Perum Bulog dari pusat.
Meski begitu, dalam peninjauan, Muhidin menegaskan, kondisi beras di gudang Bulog sekarang sudah sesuai standar.
“Ternyata, yang kemarin dikatakan kurang layak itu sudah tidak ada. Semua sudah disortir dan hasilnya bagus,” ucapnya.
Ia menjelaskan, masih terdapat sekitar 13 ribu ton beras impor yang belum disalurkan dan ditargetkan harus habis dalam dua tahun mendatang.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah (Pemda) berkomitmen mempercepat proses penyaluran kepada masyarakat agar stok itu tidak menumpuk di gudang.
“Sisa kiriman dari luar negeri ini ada sekitar 13 ribu ton. Semua harus habis dalam 2025 sampai 2026,” tegasnya.
Muhidin menilai kebutuhan beras masyarakat Kalsel kini sudah dapat dipenuhi dari produksi lokal.
Dimana hal tersebut menjadi alasan Pemda tidak lagi mengajukan permintaan beras impor dari pusat.
“Kita sudah surplus beras lokal. Jadi, mulai tahun ini tidak perlu lagi kiriman dari luar negeri. Masyarakat Banua lebih senang beras lokal,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kanwil Kalimantan Selatan, Muhammad Akbar Said memastikan, proses penyortiran dilakukan secara ketat sebelum beras disalurkan ke masyarakat.
Sehingga tidak ada kendala dalam proses penyaluran di lapangan.
“Sebelum disalurkan, semua kami sortir terlebih dahulu untuk memastikan kualitasnya. Sejauh ini tidak ada kendala berarti,” jelasnya.
Di samping itu, pihak Bulog menargetkan, penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 25 ribu ton hingga akhir tahun 2025.
“Terdapat sekitar 1000 ton bahan pangan tambahan yang juga akan disalurkan ke seluruh Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan,” tutuenya.
Daripada membiarkan stok tersimpan terlalu lama di gudang, Pemerintah bersama Bulog terus mempercepat distribusi agar kebutuhan pangan masyarakat tetap aman.
“Semua daerah akan mendapat alokasi sesuai rencana. Target kami, seluruh stok tersalurkan sebelum Desember,” pungkasnya.