REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru atensi serius tinggi nya kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Banjarbaru.

Berdasarkan data Dinkes Banjarbaru hingga Agustus 2025 jumlah kasus ISPA mencapai 25.416 kasus, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2024 yang berjumlah 23.317 kasus.
Pada tahun ini kelompok usia dewasa (19-59 tahun) menjadi penyumbang terbesar dengan 9.393 kasus, selanjutnya yang terbesar ada pada kelompok usia balita (0–5 tahun) dengan 6.909 kasus.

Karena perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi itu menyebabkan meningkatnya kasus ISPA, flu, batuk, dan demam yang tak dapat diindahkan.
Kepala Dinkes Banjarbaru, Dr. Juhai Trianti Agustina mengatakan, data itu merupakan hasil catatan tinggi nya kunjungan masyarakat di Puskesmas.
Dimana kondisi cuaca saat ini juga dikaitkan dengan sistem imun anak yang belum matang serta tingginya paparan risiko lingkungan seperti asap rokok, polusi udara, dan ventilasi rumah yang buruk.
“Sehingga saat ini memang banyak kunjungan yang sakit, batuk pilek, ke fasilitas kesehatan kita,” ujarnya, Selasa (7/10/25).
Mobilitas tinggi, hingga paparan di tempat kerja maupun transportasi umum, dan rendahnya kepatuhan menjaga kesehatan diduga turut menjadi pemicu ISPA.
Kendati demikian, diharapkan seluruh masyarakat tetap menjaga kondisi dengan berprilaku hidup bersih dan sehat.
“Kalau ada kegiatan yang tidak perlu keluar, karena ini kan cuacanya ekstrem, sebentar panas, sebentar berubah hujan. Jadi kegiatan yang tidak perlu, jangan sampai keluar rumah,” jelasnya.
Disamping daya tahan tubuh yang menurun, disertai penyakit penyerta juga katanya membuat kelompok usia lainnya rentan terkena ISPA.
Seperti di kelompok remaja usia 10–18 tahun yang baru dikategorikan tahun 2025 menunjukkan angka cukup besar, yakni 3.405 kasus. Sedangkan kelompok anak usia sekolah 5–9 tahun tercatat ada 4.199 kasus..
Begitu pun dengan kelompok lansia (>60 tahun) tak luput dari tren kenaikan kasus, dengan jumlah 2.510 kasus sepanjang Januari-Agustus 2025.
Meski tren kasus ISPA pada 2025 di Banjarbaru mengalami cukup tinggi, Dinkes tetap menggalakkan upaya pencegahan seperti imunisasi, gizi seimbang, dan deteksi dini di Puskesmas.
“Kalau peningkatan memang, tapi tidak terlalu signifikan ya. Masih terkendali, masih bisa kita antisipasi di fasilitas kesehatan tingkat satu,” tuntasnya.