Bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Cantung, kegiatan ini diikuti antusias oleh karyawan dari berbagai departemen, kontraktor, hingga masyarakat sekitar. Mereka bersama-sama menanam pohon lokal seperti mahang dan bangkalan, serta pohon penghijauan seperti trembesi dan mahoni.
Tak hanya menanam, mereka juga melepasliarkan punai gading dan jalak kerbau, dua spesies burung yang kini makin sulit dijumpai akibat perburuan liar dan rusaknya habitat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau pegiat lingkungan, tapi juga menjadi tanggung jawab industri,” ujar Eva Ariani, Kepala Departemen SHECSR Indocement Tarjun, mewakili General Manager Operation, Agus Fahri Rasad.
Eva menekankan pentingnya peran tanaman perintis seperti pohon-pohon yang ditanam dalam mempercepat pemulihan lahan pascatambang. “Pohon-pohon ini diharapkan bisa memperbaiki unsur hara tanah dan mendukung ekosistem kembali hidup,” jelasnya.
Langkah ini menjadi bukti bahwa aktivitas industri tidak harus berseberangan dengan kelestarian alam. Sebaliknya, ketika dilakukan dengan niat dan strategi yang tepat, sektor industri bisa menjadi garda depan dalam menjaga keanekaragaman hayati.
“Ini bukan sekadar kegiatan CSR, tapi investasi jangka panjang untuk keberlanjutan lingkungan dan generasi mendatang,” tutup Eva.