REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Suasana haru menyelimuti prosesi wisuda Warga Baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Banjarbaru tahun 2025. Di antara ratusan peserta, dua sosok istimewa menarik perhatian: Dani (20) dan Toni (26), dua pemuda teman tuli yang berhasil menyelesaikan seluruh tahapan latihan pencak silat selama hampir empat tahun lamanya.
Perjuangan keduanya tidaklah mudah. Meski hidup dalam keterbatasan komunikasi verbal, Dani dan Toni membuktikan bahwa semangat untuk belajar dan berkembang tidak pernah mengenal batas.
“Awalnya saya hanya ingin belajar silat. Lalu diarahkan ikut latihan di PSHT Rayon Landasan Ulin Timur,” ujar Dani melalui Juru Bahasa Isyarat (JBI), Ilma Safira, yang juga anggota PSHT.
Toni pun mengungkapkan hal serupa. Baginya, pencak silat bukan sekadar seni bela diri, tetapi juga jalan untuk membentuk karakter dan kekuatan batin.
“Saya ingin punya kemampuan membela diri. Tapi yang saya pelajari di PSHT lebih dari itu, saya belajar kesabaran dan nilai-nilai kerohanian,” ungkap Toni lewat bantuan penerjemah.
Dani dan Toni merupakan bagian dari komunitas Teras Inklusi Banjarbaru, wadah pembinaan bagi penyandang disabilitas. Dari komunitas inilah mereka dikenalkan pada dunia pencak silat dan akhirnya menjadi bagian dari keluarga besar PSHT.
Selama proses latihan, para pelatih menggunakan pendekatan khusus berbasis bahasa isyarat untuk memastikan setiap gerakan dan nilai PSHT bisa diserap dengan baik oleh keduanya.
Meski begitu, Dani dan Toni tak pernah meminta perlakuan khusus. Mereka berlatih seperti anggota lainnya, mengikuti disiplin, rutinitas, dan ujian-ujian yang ditetapkan organisasi.
Ketangguhan Dani dan Toni bahkan kerap ditunjukkan dalam berbagai momentum penting. Keduanya sering tampil memperagakan gerakan silat saat peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) sebagai bentuk semangat inklusi dan pemberdayaan difabel.
Ketua PSHT Cabang Banjarbaru, Ifan Kurniawan, memberikan apresiasi atas dedikasi dan perjuangan luar biasa yang ditunjukkan Dani dan Toni.
“Saya ucapkan selamat atas keberhasilan mereka. Ini bukan hanya kemenangan pribadi, tapi juga inspirasi bagi kita semua. Mereka mengajarkan arti ketekunan dan solidaritas sejati,” ucapnya.
Wisuda ini bukan hanya simbol pencapaian teknis dalam dunia persilatan, tetapi juga penegas bahwa PSHT adalah rumah bagi siapa saja, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
“Semoga semangat Dani dan Toni menjadi pemantik bagi anggota PSHT lainnya. Kita sebagai saudara harus saling melengkapi, saling menguatkan,” tutup Ifan penuh makna.
