REDAKSI8.COM, KALSEL – Dari data Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor, adanya fenomena bulan baru pada Jumat (19/5/2023) lalu, diperkirakan akan ada potensi peningkatan ketinggian pasang air laut di perairan selatan Kalimantan Selatan.
Menurut Prakirawan Iklim BMKG Kalsel, Arif Rahman saat dihubungi Redaksi8.com pada Minggu (21/5/2023) pukul 12.38 WITA, perkiraan potensi ketinggian pasang air laut terjadi di perairan Kotabaru dan Tanah Bumbu. Berkisar dari tanggal 19 – 26 Mei 2023.
Potensi tinggi pasang maksimum ujar Arif diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.00 – 10.00 Wita.
“Dan juga perairan wilayah muara Sungai Barito yang diprakirakan akan mengalami pasang maksimum pada tanggal 21-30 Mei sekitar pukul 09.00-17.00 Wita,” bebernya kepada pewarta ini.
Menurutnya, kondisi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas keseharian masyarakat dan transportasi di sekitar wilayah pesisir dan pelabuhan.
Seperti aktivitas di pemukiman pesisir, kegiatan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat barang dan distribusi barang di pelabuhan.
Berangkat dari hal tersebut Arif menghimbau, masyarakat sekitar pesisir tetap waspada dan selalu memantau ketingian air pasang. Tetap mengantisipasi apapun kondisinya nanti demi menjaga harta berharga serta keluarga.
“Kepada otoritas pelabuhan agar dapat melakukan antisipasi terhadap potensi gangguan pasang naik maksimum pada aktivitas bongkar muat dan distribusi barang di pelabuhan,” ingatkannya.
Informasi soal pasang surut permukaan laut dapat diperoleh dengan mengakses media sosial Instagram BMKG kalsel di @cuacakalsel atau mendownload aplikasi infoBMKG, serta bisa juga memonitor perkembangannya di https://maritim.bmkg.go.id.
Salah satu petugas di Pelabuhan Perikanan Batu Licin Kabupaten Tanah Bumbu, Amran Nur mengungkapkan, jika terjadi kenaikan pasang air laut di sekitaran pelabuhan, yang pertama terdampak adalah rumah-rumah warga setempat.
Biasanya kata Amran, pemukiman warga sekitar pelabuhan akan digenangi oleh air laut. Tentu saja hal itu cukup berdampak terhadap aktivitas harian mereka.
Kemudian, dari hasil tangkap ikan oleh nelayan pun ikut terpengaruh. Dimana jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan masa pasang surut normal.
“Palingan tangkapan iwak bakurang (biasanya hasil tangka ikan berkurang<–red),” beber Amran kepada jurnalis saat dihubungi melalui sambungan telepon.