Kegiatan ini dihadiri jajaran pimpinan SKPD Pemprov Kalsel dan para pemangku kepentingan lintas sektor, seperti Bank Kalsel, BKKBN Provinsi Kalsel, hingga TP PKK Kalsel, yang semuanya hadir dengan semangat tinggi untuk satu tujuan besar: menurunkan angka stunting di Banua.
Dalam arahannya, Wakil Gubernur menegaskan bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan, melainkan persoalan multidimensi yang berkaitan dengan kemiskinan, pendidikan, budaya, hingga tata kelola sumber daya keluarga.
“Masalah stunting tidak bisa ditangani sendiri-sendiri. Harus ada sinergi lintas sektor, karena ini menyangkut masa depan anak-anak kita di Kalimantan Selatan,” tegas Hasnuryadi.
Ia juga menyoroti pentingnya pencegahan pernikahan dini dan pengentasan kemiskinan sebagai langkah strategis untuk memutus mata rantai stunting. Hasnuryadi mengapresiasi dukungan aktif dari Bank Kalsel, BKKBN, dan seluruh unsur yang terlibat dalam upaya ini.
Rembug Stunting sendiri merupakan forum strategis untuk merumuskan kebijakan dan langkah konkret berdasarkan hasil analisis situasi daerah. Dalam rembug ini, sinergi program dari pusat, daerah, hingga desa diintegrasikan guna mempercepat penurunan stunting.
Muhammad Muslim, yang bertindak sebagai moderator, menyampaikan bahwa Kalsel kini sudah masuk kategori baik secara nasional dalam penanganan stunting. Namun, upaya peningkatan terus dibutuhkan agar hasilnya merata di semua wilayah.
Sementara itu, drg Ellyana Trisya dari TP PKK Kalsel menegaskan kesiapan pihaknya untuk turut aktif terlibat dalam program edukasi dan pendampingan keluarga.
“TP PKK sudah menyusun program kolaboratif dan siap mendukung melalui koordinasi dengan Bappeda serta dinas terkait,” ujarnya.
Dari sisi teknis perencanaan, Kepala Bappeda Kalsel Ariadi Noor menekankan pentingnya lima strategi utama percepatan penurunan stunting:
1. Komitmen dan Visi Kepemimpinan
2. Kampanye Nasional dan Perubahan Perilaku
3. Konvergensi Program Pusat, Daerah, dan Desa
4. Ketahanan Pangan dan Gizi
5. Pemantauan dan Evaluasi yang berkelanjutan
Tak ketinggalan, Kepala DPPPA-KB Sri Mawarni menyampaikan bahwa penanganan pernikahan usia dini dan penguatan peran keluarga menjadi prioritas, sejalan dengan program nasional dan kondisi lapangan.
Dukungan finansial juga mengalir dari Bank Kalsel melalui skema CSR dan UPZ, seperti yang disampaikan langsung oleh Direktur Bank Kalsel Fahrudin.
“Kami siap berkontribusi secara nyata dalam pengentasan stunting di Kalsel. Ini bagian dari tanggung jawab sosial kami kepada masyarakat,” ujarnya.
Sebagai penutup acara, dilakukan penyerahan sponsorship dari Bank Kalsel kepada PS Barito Putera, diserahkan langsung oleh Fahrudin kepada Hasnuryadi yang juga menjabat sebagai CEO klub kebanggaan Banua tersebut.