REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Demokrasi (GMPD), Rachmadi Engot, memberi tanggapan atas kabar adanya oknum GMPD yang disebut meminta uang ‘matikan mesin’ kepada salah satu tim pemenangan paslon di Pilkada Banjarbaru sebesar Rp500 juta.

Dirinya justru tidak ambil pusing atas kabar tersebut, dan memeberi reaksi sebuah senyuman ketika di wawancara awak media.
“Kalau menurut saya sih berita itu dingin-dingin saja, senyumin saja. Mau dibilang hot-hot juga, ya silakan,” katanya sambil tertawa kecil, Jumat (18/4/2025) petang.
“Sekarang konfirmasi ke dua orang lainnya yang wajahnya diblur itu. Kalau saya memang melakukan pemerasan atau menerima uang, laporkan saja! dan buktikan!,” sambungnya.
Tak hanya itu, Rachmadi menyatakan siap tempur secara hukum untuk melaporkan media yang menyebarkan berita soal matikan mesin ke Dewan Pers, karena dianggap tidak melakukan konfirmasi sebelum menaikkannya.
“PSU harus damai. Tapi setelah selesai, saya akan ambil langkah hukum. Jangan main-main dengan nama baik,” ucapnya penuh nada peringatan.
Menanggapi tudingan kalimat “mematikan mesin” dengan bayaran Rp500 juta, Rachmadi malah nyinyir atas diksi tersebut.
“Silakan saja matikan, mesin yang mana? Cari saja! Banyak mesin kokok, mesin jahit? Mesin kelotok? yang jelas saya ini bisa dibilang korban bisa juga mengorbankan,” tandasnya.
Sebelumnya, Diduga ada Oknum dari Gerakan Masyarakat Peduli Demokrasi (GMPD) saat menggalang pertemuan dengan salah satu anggota tim pemenangan paslon tertentu di Pilkada Banjarbaru meminta uang sebesar Rp500 juta.
Di sebuah cafe di Banjarmasin ujar narasumber yang namanya tidak ingin disebutkan, oknum GMPD meminta bayaran sebesar itu untuk mematikan mesin, yang berarti mereka akan diam kalau dibayar.
Si oknum katanya, ditengarai akan mencoba memulai sebuah perbergerakan dengan menggalang masa dan menebar narasi-narasi yang dapat merugikan salah satu paslon pada PSU nanti.
Tapi hal itu tidak akan terjadi jika permintaan mereka dipenuhi, yakni uang bayaran sebesar Rp500 juta.
Alih-alih mengabulkan permintaan, anggota tim pemenangan paslon itu justru pergi meninggalkan oknum GMPD dan rekannya.
Dia pun sadar gerakan-gerakan yang mengatasnamakan demokrasi ternyata memiliki kepentingan di dalamnya, yakni uang.
Namun sebelum pergi, dirinya sempat mengabadikan poto bersama oknum GMPD dan satu rekannya.
“Saya awalnya juga tidak kenal sama dia, namun dalam pembicaraan ia meminta bayaran lima ratus juta buat matikan mesin,” ungkap salah seorang tim pemenangan paslon kontestan di Pilkada Kota Banjarbaru.