REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pasca ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun lalu, tepatnya pada Selasa (15/2/2022) melalui pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Provinsi menjadi Undang-Undang di Rapat Paripurna DPR RI, Kota Banjarbaru mulai merancang hingga mengimplementasikan sejumlah pembangunan.
Itu (pembangunan <-red) dilaksanakan demi menjawab amanah yang digugurkan kepada Pemerintah Kota Banjarbaru sebagai ibu kota yang nantinya akan menjadi salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Melalui satuan kedinasan daerah, provinsi hingga support oleh pemerintah pusat, rencana pembangunan yang dimaksud meliputi pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU), mitigasi bencana dan pembangunan akses jalan baru menuju bandara Internasional Syamsuddin Noor.
Memasang lampu di sepanjang Jalan Trikor termasuk menjadi program prioritas pemko Banjarbaru.
Sebab, tidak sedikit keluhan masyarakat setempat yang berkomentar jalan tersebut gelap dan rawan aksi kejahatan.
Sampai sekarang hanya ada beberapa PJU yang berdiri disana, itupun dipasang dari proyek Pokir (Pokok Pikiran) yang merupakan jatah anggaran pembangunan yang bisa diarahkan oleh wakil rakyat.
Selain dari itu, sama sekali selama beberapa tahun belakangan tidak ada penerangan.
Pemasangan PJU di sepanjang Jalan Trikora dari pertigaan Cempaka menuju Bundaran Palm Kota Banjarbaru itu diperkirakan akan mulai berjalan paling cepat di Bulan Juni tahun ini.
Total anggaran yang akan digelontorkan Pemko Banjarbaru untuk memasang PJU di 2 lokasi tersebut kurang lebih ada Rp3,7 Miliar, semuanya adalah dana APBD Banjarbaru tahun anggaran 2023.
Spesifikasinya menggunakan lampu 90 watt dengan sistem konvensional menggunakan kabel.
Tidak hanya sampai disana, PJU pun akan dipasang dari Bundaran Palm ke arah Liang Anggang sebanyak 75 titik oleh Dinas Perbubungan Provinsi Kalsel.
Sehingga, sepanjang ruas jalan di Trikora tidak akan ada lagi sisi gelap, yang notabennya sempat dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk melancarkan aksi kejahatannya, seperti pembegalan, rampok hingga penculikan.
Hal itu juga menjadi keinginan Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin membuat seluruh ruas jalan di Banjarbaru terang benderang.
Selanjutnya pembangunan Embung. Embung sendiri dinilai akan menjadi jawaban atas persoalan banjir yang menerpa segelintir pemukiman di Banjarbaru selama 3 tahun kebelakang.
Meskipun, saat ini banjarbaru sudah memiliki 2 embung, antara lain Embung di Graha Citra Megah dan Embung Cempaka, tapi tetap saja, ada pemukiman warga yang masih terdampak banjir dikala hujan deras, seperti di Cempaka.
Melalui program mitigasi bencana hasil dari musrembang dan aspirasi masyarakat, Banjarbaru tahun 2023 – 2024 secara gelontoran akan membangun embung lagi dari ujung Sungai Kiranji, Gunung Kupang, dengan luas kurang lebih tiga hektar.
Anggaran yang dialokasikan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga tidak tanggung-tanggung, Rp4,6 Miliar untuk membangun embung tersebut.
Harapannya embung yang dibangun nanti untuk mengurangi dampak banjir. Adanya embung baru itu diperkirakan dapat mereduksi banjir sekitar 25 persen.
Embung sendiri kata Walikota Aditya merupakan salah satu upaya mitigasi bencana. Dimana, mitigasi bencana telah menjadi program prioritas pembangunan di Banjarbaru tahun 2024 dan anggaran perubahan tahun 2023.
“Arah mata anggaran kita ada yang di arahkan untuk mitigasi bencana,” ujarnya pasca Panen Raya Ubi RT Mandiri Sejahtera dan Penyerahan Bantuan Dana RT Mandiri tahun 2023 di Jalan Seledri Sungai Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kamis (4/5/2023) siang.
Sejauh ini, lokasi yang kerap tertimpa musibah tahunan sejak awal tahun 2020 itu diantaranya wilayah bantaran Sungai Kemuning, Jalan Ahmad Yani Kilometer 33.5, kawasan pemukiman warga di Kelurahan Cempaka sampai daerah Kecamatan Liang Anggang dan Landasan Ulin.
Meskipun fakta di lapangan yang biasa disaksikan langsung pewarta, banjir hanya menggenang beberapa selang waktu saja di beberapa titik, tidak termasuk di wilayah Kelurahan Cempaka yang memerlukan waktu lebih lama, karena menunggu air genangannya terlebih dahulu surut.
Kemudian, baru-baru tadi kepada sejumlah rekan-rekan media, Walikota Banjarbaru beberkan soal pembangunan akses jalan baru menuju Bandara Internasional Syamsuddin Noor.
Katanya, proyek tersebut sudah mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Setelah diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2023 tentang pengalokasian anggaran pengerjaan proyek akses jalan baru menuju Bandara Internasional Syamsuddin Noor.
Anggaran pengerjaan proyek tersebut diungkapkan Aditya sebesar Rp462 Miliar.
Dana pengerjaannya akan dikucurkan melalui Kementerian PUPR RI.
“Alhamdulillah, pembangunan jalan baru akses ke bandara Syamsudin Noor sudah mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat. Untuk lahan sudah siap. Semoga bisa segera terealisasi dan ke depannya dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Wali Kota Banjarbaru, Sabtu (3/6/2023).
Pembangunannya akan dikerjakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).
Meskipun keterlibatan pembangunan nanti tidak dirasa langsung oleh Pemko Banjarbaru, namun Dinas PUPR Banjarbaru terlibat di tim pengadaan tanah untuk pembebasan jalan di proyek tersebut.
Lokasinya akan terhubung dari Jalan Lingkar Utara akses Bandara Syamsudin Noor ke jalan baru di Kelurahan Guntung Payung, menuju Jalan A Yani, tidak jauh dari seberang makam Pulau Beruang.
Panjang jalannya kurang lebih 3 kilometer dan lebarnya 50 meter hingga menuju persimpangan pintu gerbang Bandara.
Dibutuhkannya akses jalan baru ini lantaran melihat masyarakat masih kesulitan mencari akses jalan masuk ke Bandara Internasional Syamsuddin Noor.
Semoga saja upaya pemerintah Kota Banjarbaru untuk membangun kota berjuluk Kota Idaman ini berjalan sesuai rencana dan peruntukan yang tepat. Serta, bermanfaat untuk kemaslahatan orang banyak.
Penulis Rama