REDAKSI8.COM, MEDAN – Dimomen Hari jadi ke 76 Provinsi Sumatera Utara yang bertepatan tanggal 15 April 2024, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Al-Washliyah (IPA) Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Amril Harahap memberikan kritik terhadap dunia pendidikan di Sumut.
Dia menilai, masalah pendidikan di Sumut mesti lebih diperhatikan, baik pelaksanaan maupun implementasinya.
Adapun masalah yang perlu menjadi atensi baginya, soal pengaplikasian kurikulum, perbedaan jumlah tenaga pendidik dengan lembaga, sampai ada satu masalah di daerah yang perkaranya bisa dibawa ke ranah hukum.
Pertama soal ketidakseimbangan antara jumlah guru dengan lembaga pendidikan.
Dia menghitung, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan di Sumut, total guru di Sumut ada sebanyak 564.759 orang.
Sementara, total lembaga pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut ada 23.666 lembaga.
“Hal ini harus menjadi prioritas utama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dan Pj. Gubernur sekarang,” pikir aktivis itu.
Kedua, pelaksanaan kurikulum merdeka yang diduga masih berantakan.
Di beberapa sekolah katanya, ditemukan banyak yang kekurangan fasilitas sarana dan prasarana dalam mengaplikasikan kurikulum merdeka.
Rendahnya pemahaman guru terhadap implementasi kurikulum merdeka baginya tidak kalah penting jadi perhatian.
“Kan sudah gawat ini guru-guru kita dituntut bolak balik pertemuan Bimbingan Teknis (Bimtek<-red) untuk memperdalam konsep kurikulum merdeka, tapi proses belajar mengajarnya disekolah ditinggalkan, gimana nasib para murid kita? kan kekurangan jumlah guru,” terangnya ke pewarta.
Ketiga, lebih jauh kepada Redaksi8.com, adanya masalah penyeleksian PPPK guru di daerah tertentu Sumut yang diduga terjadi proses suap menyuap.
“Yang kami kawal saat ini dugaan suap menyuap penerimaan PPPK Guru di Kabupaten Batubara, bicara gaji guru wah apa lagi!,” tegasnya.
Dari situ, dia menganggap pemerintahan sudah banyak yang ngawur, mulai dari pusat sampai daerah.
“Bicara soal pendidikan pasti masalah yang serius, terutama di pusat,” tukasnya.
Alhasil, Dimomen peringatan hari jadi Sumut kemarin, pun dia meminta seluruh pihak tidak hanya menjadikannya sebagai ajang bermegah-megahan dan seremonial saja, tapi menjadikan momentum tersebut sebagai semangat evaluasi bagi seluruh pemerintah di Sumatera Utara.
“Terutama untuk lebih meningkatkan prestasi dan program-program nyata yang menyentuh masyarakat terkhusus pendidikan,” tandasnya.