REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Rencana Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru dalam mitigasi bencana banjir dan penanganan permukiman kumuh di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru rupanya masih terkendala.
Sebab, ada beberapa warga yang menolak rumahnya untuk direlokasi dengan berbagai alasan.
Camat Cempaka, Kota Banjarbaru, Dedy Hariyadi mengatakan, tercatat rumah masyarakat terdampak yang tinggal didekat bantaran sungai ada 109 warga, dari RT 5, 6, 22, 23, 24 RW 8 Kelurahan Cempaka.
“Program mitigasi banjir dan penanganan kumuh ini, kami bersama tokoh masyarakat sudah mulai mensosialisasikan kepada para warga,” ucapnya, Selasa (28/5/24).
Dedy mengaku, memang ada beberapa masarakat yang masih belum menyetujui tempat tinggalnya untuk di relokasi.
Padahal, warga yang terdampak itu nanti akan di relokasi ke tempat yang baru, tetapi masih satu RW.
Selain itu katanya, ada beberapa warga yang mempertanyakan ketersediaan fasilitas dan letak relokasi tersebut, sehingga pihaknya bersama konsultan siap untuk menjelaskan.
“Mungkin beberapa waktu diakhir minggu ini pihak konsultan bersama beberapa tokoh masyarakat akan memberikan informasi seperti brosur dan surat pernyataan,” ujarnya.
“Sehingga kita mengetahui jelas yang setuju berapa, yang tidak berapa, dan apa alasanya,” sambungnya.
Dikatannya, sekarang Pemko Banjarbaru sudah menyediakan lokasi relokasi, bahkan sekarang sudah dalam tahap pembersihan serta pengerasan lahan.
“Harapannya warga Cempaka dapat mendukung program Pemerintah Kota ini, sehingga banjir teratasi dan kumuh juga teratasi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), Kota Banjarbaru, Abdussamad menerangkan, pihaknya sudah menyediakan lahan seluas 3 hektare yang terletak didekat Embung Gunung Kupang.
Yang mana dana untuk pembangunan rumah relokasi itu menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025.
“Tanahnya sudah dibebaskan seluas 3 hektare, dekat Embung Banjarbaru. Jika tender lebih cepat maka pembangunan bisa dikerjakan pada Januari 2025,” tandasnya.