REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Cabang Cempaka yang terletak Jalan Ujung Murung Munggualung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru tidak hanya mengadopsi kurikulum pendidikan dari pusatnya yang ada di Martapura, tapi juga memiliki program unggulan, yakni penguatan Tahsin dan metode cepat baca kitab.

Dengan sistem pembelajaran intensif, para santri ditargetkan mampu membaca kitab kuning secara mandiri dalam kurun waktu tiga tahun.
Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Hasanuddin Baddrudin menyampaikan, secara bertahap sistem kurikulum akan disamakan dengan pondok pusat yang berada di Martapura, termasuk jenjang pendidikannya.
“Mungkin disamakan kurikulum dari Pondok Pesantren Darussalam. Dengan tingkatannya Awwaliyah Wustho,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Banjar, Habib Idrus Al Habsyi menyambut baik dibukanya Pondok Pesantren Darussalam Cabang Cempaka ini.
Bahkan, penyamaan kurikulum memang sudah dirancang, meski untuk saat ini masih pada jenjang Awwaliyah dan Wustho.
“Sementara ini Awwaliyah dengan Wustho dulu sementara. Mungkin tambah maju nanti,” ucapnya.
Diwaktu yang berbeda, Kepala Pondok Cabang Cempaka, Guru Muhammad menjelaskan, kurikulum yang diterapkan sudah mengacu langsung pada Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Namun, pihaknya memberikan penambahan khusus berupa program penguatan Tahsin dan percepatan baca kitab.
“Alhamdulillah, insyaAllah kalau untuk kurikulum kita sama dengan Pondok Pesantren Darussalam di Martapura. Cuma kita di sini lebih menguatkan untuk Tahsin dan cara cepat membaca kitab,” jelasnya.
Program percepatan baca kitab tersebut katanya akan dibagi menjadi tiga tahap selama tiga tahun.
Tahun pertama dan kedua digunakan untuk pendalaman ilmu Nahwu dan Sharaf, sedangkan tahun ketiga fokus pada praktik membaca kitab kuning.
“Pertama Nahwu dan Sharaf, tahun kedua Nahwu dan Sharaf, tahun ketiganya baru kita masuk ke cara membaca kitabnya. Kita tambah jam pelajaran pagi, setelah Ashar dan setelah Maghrib, supaya bisa tercapai target dalam tiga tahun,” terangnya.
Sementara Donatur sekaligus pemilik lahan hibah, H. Noorhin menyampaikan, pondok itu berdiri di atas lahan seluas 5 hektare di kawasan pegunungan Cempaka dengan pemandangan langsung ke arah Banjarbaru dan Martapura.
Pun suasana pondok nya sengaja dibuat nyaman agar para santri betah dan fokus dalam menuntut ilmu.
“Tepatnya di atas gunung puncak. Di sini pelajarannya secara mondok, tidak seperti Darussalam Martapura yang santrinya banyak tinggal di luar. Di sini kita siapkan langsung asrama dan seluruh fasilitasnya,” katanya.
Ia mengungkapkan, lahan awal yang disiapkan seluas 5 hektare akan dikembangkan menjadi 10 hektare, jika jumlah santri terus bertambah.
Selain itu, pondok juga sudah dilengkapi dengan 15 unit rumah guru, ruang makan, dan Masjid besar yang mampu menampung sekitar 5.000 orang.
“Kita ingin santri betah, tidak ke mana-mana. view nya pun indah, kalau malam seluruh Banjarbaru dan Martapura terlihat. Ini gunung paling tinggi, udaranya sejuk pagi dan sore. Sekarang sudah ada 30 santri, ini pembukaan pertama, Insyaallah akan terus bertambah,” tutupnya.