REDAKSI8.COM, BANJAR – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar mengambil langkah proaktif dalam membangun sektor peternakan yang lebih tangguh dan terukur di tahun 2025. Melalui Bidang Sarana TPH, Perkebunan, dan Peternakan, Distan menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang berfokus pada pengumpulan dan pengolahan data peternakan yang lebih akurat dan terstandar, Kamis (10/4/2025), bertempat di Aula Distan Banjar.
FGD ini menghadirkan narasumber strategis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjar, Agung Dewi Permatasari, serta melibatkan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan petugas entry data peternakan dari seluruh BPP se-Kabupaten Banjar. Kegiatan dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Sarana TPH, Perkebunan, dan Peternakan, Nurul Chatimah, bersama timnya.
Data Jadi Kunci: Peternakan Butuh Peta Jalan yang Akurat
Dalam sambutannya, Nurul Chatimah menegaskan bahwa pembangunan sektor peternakan yang maju harus dimulai dari data yang kuat dan valid. Ia menjelaskan bahwa data peternakan bukan sekadar angka, melainkan basis kebijakan yang mampu menentukan arah kebijakan secara tepat sasaran.
“Data peternakan mencakup informasi penting seperti populasi ternak, jenis dan umur ternak, hingga persebaran dan jenis kelamin ternak. Data ini sangat vital sebagai landasan dalam menyusun kebijakan pembangunan yang benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan,” jelasnya.
Ia menambahkan, data akurat akan mempermudah pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan, penganggaran, hingga evaluasi program, serta memetakan intervensi yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas peternak.
Gambaran Awal dari Data Tahun 2024
Pada kesempatan itu, Nurul juga memaparkan kondisi data populasi ternak tahun 2024 sebagai bahan refleksi sekaligus pijakan awal dalam menyusun strategi 2025. Menurutnya, data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Banjar memiliki potensi besar di sektor peternakan, namun masih menghadapi sejumlah tantangan.
“Dari data yang kami miliki, terdapat peluang besar untuk pengembangan peternakan sapi potong, kambing, hingga unggas. Namun demikian, keterbatasan sumber daya, minimnya infrastruktur pendukung, dan masalah kesehatan ternak masih menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama,” paparnya.
Aspirasi Petugas Lapangan: Butuh Teknologi dan Peningkatan Kapasitas
FGD tidak hanya menjadi forum diskusi teknis, namun juga menjadi ruang berbagi aspirasi dari petugas lapangan. Dalam sesi diskusi, para petugas entry data peternakan dari BPP menyampaikan berbagai kendala yang mereka alami, termasuk terbatasnya akses terhadap teknologi digital, minimnya pelatihan teknis, dan kurangnya dukungan sarana operasional.
Masukan tersebut disambut serius oleh Distan sebagai bahan evaluasi. Nurul menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas SDM peternakan, baik melalui pelatihan teknis maupun penguatan sinergi lintas sektor.
Menuju Peternakan Modern dan Berkelanjutan
Dengan adanya kegiatan ini, Distan Banjar berharap bisa membangun sistem informasi peternakan yang lebih kuat dan efisien.
Data yang tersusun dengan baik akan menjadi pondasi utama pembangunan sektor peternakan yang berkelanjutan, berbasis potensi lokal, dan mampu meningkatkan kesejahteraan peternak di Kabupaten Banjar.
“FGD ini adalah awal dari transformasi sektor peternakan Banjar. Dengan data sebagai senjata utama, kita bisa merancang kebijakan yang tidak hanya tepat, tapi juga berkeadilan dan berdampak nyata bagi masyarakat,” pungkas Nurul.
