REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Senator Republik Indonesia sejak 2019, Mahyudin berpendapat, di Kalimantan Timur (Kaltim) masih banyak lokasi yang belum memiliki aliran listrik.
Hal itu menurutnya menjadi persoalan yang mesti diselesaikan.
“Banyak daerah yang belum memiliki aliran listrik harus di selesaikan, elektrifikasi kita harus 100 persen minimal kan 99 persen sekarang mungkin sudah di angka 58 persen,” kata Mahyudin saat ditemui langsung, pada Sabtu (1/6/2024).
Katanya, masih ada saja wilayah blank spot (tidak ada sinyal<-red) yang harus diselesaikan menggunakan teknologi Star Link.
“Sekarang ada harapan untuk bisa masuk ke daerah-daerah. Namun, kita akan kaji dulu ya bisa melalui lembaga pemberdayaan masyarakat setempat dan akan kita anggarkan sesuai kebutuhan,” jelasnya.
“Jadi misal di kantor desa di pasang wifi Star Link. Kedepan mungkin harganya juga akan murah, ada mimpi lah untuk solusi itu,” sambung Pria kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan itu.
Tidak sampai disitu, persoalan di Kaltim baginya terlihat pada akses tranfportasi yang belum layak untuk para petani.
Tentu menurutnya, berdampak banyak ke petani yang memiliki produksi tanaman pangan tinggi, tapi tidak dapat di angkut ke perkotaan untuk dijual.
“Itu kan juga harus diselesaikan karena dulu zaman orde baru saat program transmigrasi tidak terencana dengan baik. Dimana orang di kirim ke hutan tanpa ada akses ke pasar atau tanpa ada transportasi jalan,” jelasnya.
Maka dari itu, untuk memajukan Kaltim Mahyudin akan bekerjasama dengan berbagai pihak. Termasuk dalam penegakan hukum pemerintah tidak boleh tebang pilih terhadap masyarakatnya.
“Hukum itu tidak boleh tebang pilih, dalam arti tajam ke bawah tumpul keatas. Kalau kami dipilih maka kami juga tidak boleh tebang pilih,” argumennya.
“Misal kalau sawit itu harus terkendala dan itu hanya boleh ditanam ke kawasan yang peruntukannya tepat dan tidak boleh merambah hutan, yang merambah hutan harus kita beri pembinaan dan penegakan hukum kalau tidak nanti habis hutan lindung, dan dampak nya ke masyarakat buruk dalam jangka panjang kedepan,” tutupnya.