Antusiasme warga terlihat sejak pagi buta. Di Sekumpul, puluhan warga sudah mengantre dengan tabung kosong di tangan. Mereka rela datang lebih awal demi mendapatkan gas 3 kg dengan harga resmi hanya Rp 18.000—jauh dari harga di pengecer yang tembus Rp 50.000 per tabung.
“Biasanya kalau beli di pengecer bisa Rp 45.000 bahkan Rp 50.000. Alhamdulillah hari ini bisa beli harga normal. Terima kasih kepada Pemkab Banjar dan Dinas KUMPP,” ujar Irdiansyah, warga Sekumpul, penuh lega.
Kelangkaan gas di pangkalan memang menjadi masalah pelik bagi masyarakat. Harga yang tak terkendali di tingkat pengecer menyulitkan warga kecil yang sangat bergantung pada gas subsidi ini.
Kepala DKUMPP Banjar, I Gusti Made Suryawati, menegaskan bahwa operasi pasar ini menjadi langkah konkret pemerintah daerah dalam mengatasi kelangkaan dan mencegah lonjakan harga yang mencekik masyarakat.
“Ini adalah bentuk kehadiran negara untuk memastikan distribusi gas LPG 3 kg tepat sasaran dan harganya tetap terjangkau. Kami berterima kasih kepada Pertamina atas sinerginya,” ujarnya.
Lurah Sekumpul, Abdullah, menyambut baik langkah tersebut. Ia mengatakan warganya sangat terbantu, terlebih saat harga gas di luar sangat tidak masuk akal.
“Warga kami sangat senang. Bahkan mereka datang sejak pagi karena informasi operasi pasar ini cepat menyebar. Ini bentuk pelayanan publik yang sangat dinantikan,” ungkapnya.
Sementara itu, antusiasme serupa juga terjadi di Kecamatan Karang Intan. Sejak pukul 08.00 pagi, warga sudah memadati halaman kantor kecamatan. Camat Karang Intan, H. Pusaro Riyanto, menyebut tingginya permintaan gas dan keterbatasan stok di pangkalan menjadi alasan utama mahalnya harga.
“Warga sangat terbantu. Terima kasih kepada Pemkab Banjar dan DKUMPP yang hadir langsung ke lapangan,” ujarnya.
Pemkab Banjar memastikan, operasi pasar LPG ini akan terus digelar di titik-titik rawan kelangkaan untuk menekan harga dan memastikan distribusi subsidi tepat sasaran. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, langkah ini menjadi angin segar bagi masyarakat kecil.