REDAKSI8.COM – Mau liburan sambil belajar? Museum Lambung Mangkurat yang berada di Banjarbaru bisa menjadi salah satu tujuan dan pilihannya.
Di museum ini banyak sekali terdapat benda budaya ataupun benda bersejarah lainnya.
Saat berkunjung ke sini, Jurnalis Redaksi8.com dipandu oleh H Rusmiadi, Fungsional Pamong Budaya Ahli Permuseuman Museum Lambung Mangkurat.
Dengan tata bicara yang ramah dan gestur tubuh yang bersahabat, H Rusmiadi menjelaskan satu persatu koleksi museum ini kepada Jurnalis Redaksi8.com.

Ia mengatakan, ada persyaratan tertentu untuk suatu benda agar bisa masuk sebagai kategori atau benda yang layak menjadi koleksi museum.
“Misalnya benda itu dibilang langka, antik atau memiliki nilai sejarah ataupun budaya,” ujar Rusmiadi.
Namun kata Rusmiadi, jika benda yang bentuk atau jenisnya serupa dengan benda koleksi museum sebelumnya, maka benda tersebut tidak bisa lagi masuk sebagai koleksi museum.
“Jadi harus beda dan langka,” ucapnya.
Di Museum Lambung Mangkurat, lebih lanjut Rusmiadi menyampaikan, juga terdapat koleksi benda-benda bersejarah dari Kerajaan Banjar, baik yang asli maupun replikanya.
“Kalau yang aslinya di sini ada gamelan keraton, beberapa pedang sampai prasasti yang terbuat dari kayu ulin. Sedangkan yang replikanya berupa kursi atau benda-benda yang terbuat dari emas. Ini aslinya ada di museum nasional,” ungkapnya.

Saat ditanya kendala untuk mengumpulkan benda-benda bersejarah atau benda budaya lainnya, Rusmiadi membeberkan Museum Lambung Mangkurat tidak ada lagi memiliki penilik benda-benda cagar budaya (penilik kebudayaan) di daerah.
“Kami ada mempunyai kegiatan yang diberi nama Survei Koleksi ke daerah-daerah. Di daerah itu biasanya ada penilik kebudayaan. Dari mereka itulah benda-benda cagar budaya kita ketahui. Jadi salah satu faktor kendalanya adalah tidak ada lagi penilik benda cagar budaya di daerah,” bebernya.
Di samping itu, Museum Lambung Mangkurat memiliki ‘Master Pieces’ atau benda koleksi andalan. Rusmiadi menyebutkan, untuk benda/koleksi andalan yang berada di lantai satu yaitu pakaian Pangeran Antasari dan replika kursi emas Kerajaan Banjar.

“Untuk koleksi andalan yang berada di lantai dua, yaitu Al-Qur’an tulis tangan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (jilid pertama yang berisi Juz 1 sampai juz 10),” terangnya.
Sedangkan untuk benda koleksi tertua Museum Lambung Mangkurat, sebut Rusmiadi, yaitu fosil tulang gajah yang diperkirakan sudah berumur lebih dari 10.000 tahun.
“Fosil ini ditemukan di daerah Tamban Kabupaten Batola (Barito Kuala),” katanya.
Sementara itu, terkait jumlah pengunjung/wisatawan yang datang ke Museum Lambung Mangkurat, Rusmiadi menyebutkan peningkatan kunjungan terjadi sebelum bulan ramadan 1440 H.
“Setelah bulan puasa (kunjungan wisatawan) menurun,” pungkasnya.

Salah seorang pengunjung Museum Lambung Mangkurat asal Kota Banjarmasin, Iyan mengatakan, ia beserta keluarganya berwisata ke Museum lantaran ingin mengetahui lebih jauh mengenai budaya Banjar dan sejarah lainnya.
“Saya (pribadi) suka budaya tempo dulu. Ya bisa dibilang saya dan keluarga liburan sambi belajar,” demikian Iyan.

