Kelima siswa tersebut adalah Alya Zhafira Putri, Exaudi Misericordias Simbolon, Muhammad Maulana Dimas, Floren Kaylen Laoli, dan Nissy Annabele Sipahutar.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Diah Kusnaeni, menjelaskan bahwa para siswa tersebut diterima bukan hanya di satu, melainkan di beberapa perguruan tinggi top dunia secara bersamaan.
“Yang paling mencolok adalah Floren Kaylen Laoli, yang diterima di sepuluh perguruan tinggi ternama dunia,” ujar Diah, saat ditemui di Kampus SMAN 1 Matauli Pandan, Selasa (20/5/2025).
Floren diterima di University of Sydney, University of California Davis (USA), University of New South Wales, Monash University, Australian National University, Curtin University, Wageningen University, University of Michigan, Penn State University, dan Saint Louis University. Ia memilih melanjutkan pendidikan di University of Sydney dengan jurusan Civil Engineering.
Sementara itu, Exaudi Misericordias Simbolon diterima di tujuh perguruan tinggi, yakni Monash University, Curtin University, Wageningen University & Research, University of Toronto, University of California Davis, University of Alberta, dan University of Western Australia. Exaudi memilih Monash University.
Tiga siswa lainnya juga menunjukkan prestasi yang tidak kalah hebat. Nissy Annabele Sipahutar diterima di Curtin University, Wageningen University & Research, dan Monash University. Ia memilih Monash dengan jurusan Biomedical Science.
Muhammad Maulana Dimas juga memilih Monash University setelah diterima di University of Sydney, Curtin University, Wageningen University & Research, dan Monash University. Ia mengambil jurusan Mechanical Engineering.
Adapun Alya Zhafira Putri memilih melanjutkan studi ke University of California Davis, Amerika Serikat, setelah sebelumnya diterima juga di Curtin University, Wageningen University & Research, dan University of Alberta.
Menurut Diah, kelima siswa tersebut akan menempuh pendidikan tinggi dengan dukungan beasiswa penuh dari program Garuda dan Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
Kepala SMAN 1 Matauli Pandan, Deden Rachmawan, mengaku bangga atas capaian luar biasa ini.
“Alhamdulillah, ini selaras dengan visi kami: Matauli harus berdaya saing global,” ujarnya. Ia juga berharap para siswa dapat menyelesaikan studi dengan baik dan kembali ke Indonesia untuk berkontribusi membangun bangsa.