Di tengah semangat Hari Raya Iduladha, Fathurrahman turun langsung mendampingi proses penyembelihan dan pendistribusian daging kurban kepada warga sekitar. Sebuah pemandangan sederhana namun sarat makna, di mana wakil rakyat duduk bersama, bekerja bersama, dan berbagi dengan masyarakat tanpa sekat.
“Saya bersyukur bisa kembali ke kampung halaman dan ikut langsung dalam kegiatan kurban ini. Selain sebagai ibadah, ini adalah momen untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan empati, dan memperkuat semangat kebersamaan,” ujar Fathurrahman dengan mata berbinar.
Ia menekankan bahwa Iduladha bukan hanya sekadar perayaan, tetapi momentum reflektif tentang arti pengorbanan dan keikhlasan dalam kehidupan sosial. Menurutnya, kurban adalah simbol nyata dari semangat berbagi—terutama kepada mereka yang membutuhkan.
“Makna terdalam dari kurban adalah kepedulian. Inilah saat kita diajak untuk tidak hanya dekat dengan Tuhan, tetapi juga dekat dengan sesama,” tambahnya.
Fathurrahman juga menyampaikan pentingnya kehadiran tokoh-tokoh publik dalam kehidupan sosial masyarakat secara langsung, bukan hanya saat kampanye atau acara seremonial.
“Sebagai wakil rakyat, saya percaya kedekatan dengan masyarakat tidak cukup hanya di ruang sidang. Kita harus hadir di tengah kehidupan mereka, merasakan dan memahami langsung apa yang mereka alami,” tegasnya.
Warga Desa Ninian pun menyambut hangat kehadiran Fathurrahman. Banyak yang merasa bangga, karena pemimpin mereka tak lupa akar dan terus menjaga hubungan erat dengan kampung halaman.
Kegiatan pemotongan kurban ini ditutup dengan pembagian daging kepada warga secara merata, menandai semangat berbagi yang menjadi esensi Iduladha. Bagi Fathurrahman, momen ini bukan hanya soal daging kurban, tapi tentang memperkuat ikatan sosial dan membangun solidaritas antarwarga.
“Semoga semangat ini terus hidup di tengah kita. Karena masyarakat yang peduli dan saling berbagi adalah pondasi bagi Balangan yang lebih harmonis dan sejahtera,” tutupnya.