REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kabar mengenai peredaran beras oplosan di tengah masyarakat masih menjadi sorotan.

Meski belum didapati peredarannya di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di Kota Banjarbaru fenomena pengoplosan ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Seperti di Pasar Bauntung Banjarbaru, salah satu pedagang beras, Muhammad Zuhdiannor mengatakan, pernah menerima keluhan dari konsumen terkait beredarnya isu beras oplosan.

“Ada terkadang yang bertanya beras ini oploasan kah, tetapi kata kami tidak,” ucapnya, Kamis (25/7/25).
Zuhdianor menjelaskan, dirinya tidak menjual jenis beras yang diduga dioplos tersebut.
Ia hanya menjual beras jawa seperti merk Lapoijo ukuran 5 kilogram dengan harga Rp81 ribu dan Rp13 ribu per liternya. Ada juga merk Lahap hingga Jediar.
Meski begitu, Ia belum menemukan beras oplosan yang di jual di Pasar Bauntung Banjarbaru.
“Ada kabar beras oploasan, Alhamdulillah belum sampai ke kami, karena kami tidak ada menjual juga merk yang diduga dioplos itu,” ujarnya.
Disisi lain, harga beras lokal saat ini tidak mengalami kenaikan, seperti beras mayang dihargai Rp14.500 per liter, unus Rp12.500, mutiara Rp14.000, dan cihirang Rp10.000 per liternya.
Adapun katanya cara untuk membedakan antara beras yang baik dan kurang baik yaitu dengan melihat kualitas patahnya.
“Seperti merk Lopoijo itu berasnya kada tapi patah biasanya kalo agak murah tepatah,” sebutnya.
“Untuk yang oplosan memang sekilas tidak keliatan, karena oploasan hampir sama kondisinya seperti beras yang kurang bagus,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu pembeli beras Jawa di Pasar Bauntung Banjarbaru, Aisyah mengatakan, tidak memiliki kekhawatiran saat membeli beras.
Ia menyebutkan, biasa membeli beras merk Lopoijo ini seharga Rp81 ribu per 5 kilogram.
“Biasa belinya di pasar sama dieceran tetapi kurang lebih sama aja harganya. Tidak ada kekhawatiran beli beras Jawa ini di tengah maraknya kabar beras oplosan dijual,” tutupnya.