REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Perpindahan dari musim hujan menuju kemarau (pancaroba) di wilayah Kota Banjarbaru dapat mempengaruhi pasokan dan harga sayuran.

Cuaca yang tidak menentu selama pancaroba bisa menggangu hasil pertanian seperti tanaman sayuran membusuk atau terserang hama penyakit, serta menyebabkan penurunan kualitas terhadap hasil panen dan ketersediaan sayur.

Hal itu diungkapkan langsung oleh salah satu petani di Jalan Kurnia Ujung, Kota Banjarbaru, Wahyuni menyampaikan, harga sayuran di petani saat ini memang turun drastis.
“Ngga bagus, jadi hasil panennya kurang karena kalau panas terus daunnya akan layu, tapi kalo tiap hari hujan segar. Kalo siang kena matahari itu kan layu jadi mengurangi bunga buahnya,” ujarnya, Senin (30/6/25).
Adapun tanaman sayuran yang Ia tanam di lahan seluas 1 hektare ini meliputi sayur pare, gambas, kemangi, jagung, ketela (singkong), timun, kangkung serta cabai keriting dan cabai japlak.
Akibat musim pancaroba ini, membuat hasil panen menjadi berkurang, yang mana cabai keriting biasanya mencapai 100 kilogram dalam sekali panen, sekarang hanya 50 kilogram saja.
Bahkan, harganya pun ikut turun untuk cabai keriting Rp30 ribu dan cabai kecil (japlak) Rp35 ribu per kilogram.
“Iyaa kurang nya banyak kalau kemarau. Sebelumnya cabai diharga Rp50 ribu-Rp60 ribu tapi sekarang turun drastis, dan sudah satu bulan-an turunya,” ungkapnya.
Kemudian, untuk sayur kangkung juga katanya tidak laku dikarenakan stoknya yang melimpah di pasaran dan harganya sangat murah Rp800 rupiah per ikat.
“Sayur kangkung ngga laku karena stoknya banyak, biasanya kalau kangkung Rp1.500 per ikat, sayur pare kemaren juga sampai Rp8 ribu sekarang Rp4.500, timun Rp8 ribu jadi Rp4 ribu, turun semua ini,” jelasnya.
Senada, petani sayur lainnya, Alex juga mengungkapkan, apabila masuk musim kemarau dirinya lebih memilih untuk menanam sayuran seperti jagung dan ubi rambat.
“Kalau panas hujan panas hujan tanaman itu bisa kerdil, jadi pertumbuhannya kurang,” ucapnya.
Oleh sebab itu, cuaca tidak menentu dengan panas dan hujan yang ekstrem sangat berpengaruh terhadap hasil panen sayuran para petani.
Sehingga menyebabkan tanaman sayuran menjadi rusak dan gagal panen.
“Hasil panennya juga kurang bagus, satu roll itu cabai keriting dapatnya 4-7 kilogram, tapi kalau bagus bisa sampai satu pikul (100 kilogram) panennya,” sebutnya.
“Dan sekarang juga sudah mulai mati semua cabai nya karena panas hujan tadi,” tutupnya.