REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Mengantisipasi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang besar di wilayah Kota Banjarbaru seperti Tahun 2023 lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru bersama stakeholder terkait nantinya akan membuat program baru, yakni sekat bakar.
Sekat bakar merupakan jalur yang memisahkan areal dalam hamparan bahan bakaran yang dibuat sebelum terjadi kebakaran.
Fungsinya, untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran yang lebih luas.
“Sekat bakar itu adalah kanalisasi tapi tidak seluas seperti sungai, tetapi hanya 1 meter setengah atau 2 meter untuk pengaliran air yang ada di embung,” beber Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD, Kota Banjarbaru, Zaini, Rabu (8/5/24).
Berdasarkan data Tahun 2023 kemarin, sekat bakar ini nantinya akan segera dibuat di wilayah ring 1 Bandara Syamsuddin Noor.
Sehingga, jalur dari sekat bakar terkoneksi dan air dapat mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah.
“Yang menjadi sasaran khusus di wilayah ring 1 Bandara Syamsuddin Noor nantinya akan ada program sekat bakar, sekat bakar itu nantinya akan kita gali kembali melanjutkan arahan dari provinsi Kalsel,” jelasnya.
Tak hanya itu, adanya bantuan alat dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) berupa mesin apung, maka apabila terjadi Karhutla di Kota Banjarbaru penanggulangan bencana akan menjadi lebih efektif.
“Kita terimakasih kepada provinsi, dari kesiapsiagaan ini kita diberikan bantuan berupa mesin apung untuk penanggulangan jika terjadi karhutla di Banjarbaru,” ungkapnya.
Pihaknya akan melaksanakan program sekat bakar sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Pemprov, yakni di akhir bulan Mei atau awal Juni secara berkelanjutan.
“Targetnya sebelum musim kemarau program tersebut sudah selesai,” ucapnya.
Sementara itu, Komandan Militer (Dandim) 1006/Banjar, Letkol Kav. Zulkifer Sembiring menambahkan, dari kejadian Karhutla tahun 2023 lalu sudah mendapatkan pejaran yang berharga bagi semua untuk melaksanakan pencegahan.
Oleh karena itu, untuk memitigasi dampak dari Karhutla, langkah-langkah apa yang harus diambil sudah dibicarakan bersama, baik BPBD Kota Banjarbaru, BPBD Kabupaten Banjar, dan BPBD Provinsi Kalsel.
“Dari kodim sendiri kita tidak membatasi, artinya seluruh prajurit kita siap untuk melaksanakan antisipasi ini, termasuk juga ada satuan-satuan lain khususnya TNI Angkatan Darat yang ada diwilayah Banjarbaru seperti Batalyon 623, dan Denzipur 8/GM itu bisa kita kerahkan,” tuturnya.
Melihat dari perkembangan situasi, dikatakan Zulkifer, apabila musim hujan sudah benar-benar berhenti, pihaknya akan melaksanakan pembasahan lebih dini supaya lahan gambut yang ada tidak sempat menimbulkan percikan api.
“Kita tidak ingin kecolongan, maka nanti kita akan laksanakan pembasahan lebih dini. Kita berusaha untuk memitigasi itu dan kita berusaha lebih terkoordinasi lagi,” tandasnya.