REDAKSI8.COM, BANJAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar bersama dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Banjar menggelar simulasi kebencanaan kepada Tim Katana Desa Pasar Jati, Kamis (19/9/2024).
Peserta pelatihan terdiri dari Kader PKK Desa Pasar Jati, Pambakal, Sekdes, RT dan Kaling serta Aparat desa nampak antusias mendengarkan dan mempraktekkan langsung simulasi kebencanaan Penanganan Banjir, simulasi penanganan kebakaran rumah dalam upaya pemakaian Kompor LPG, serta alat rumah tangga, Listrik.
Yang menyampaikan materi pada pelatihan tersebut dari Tim DPKP Kabupaten Banjar dan Tim BPBD Kabupaten Banjar. Mengingat, di wilayah pinggiran aliran sungai Riam Kiwa menjadi salah satu Desa yang kerap dilanda Banjir maupun akibat air hujan dan kiriman hulu Riam Kiwa.
Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Banjar Warsita menjelaskan bahwa BPBD Kabupaten Banjar telah membentuk Desa Tangguh Bencana (DESTANA) kepada 277 Desa, 13 Kelurahan di 20 Kecamatan di Kabupaten Banjar.
“Pelatihan ini bekerjasama dengan DPKP Kabupaten Banjar sebagai Instruktur Pelatihan serta membentuk tim relawan dari perwakilan RT/RW untuk kewaspadaan bencana yang terjadi di wilayahnya,” tuturnya.
Adapun pelatihan kali ini diikuti oleh 64 orang dari perwakilan RT/RW, dimana mereka masing-masing bertugas sebagai tim dapur umum, dan berbagai divisi yang menangani kebencanaan.
“Kita jaga-jaga sebelum terjadinya bencana. Sehingga, pelatihan ini sebagai upaya Edukasi dan wawasan kepada warga masyarakat Desa Pasar Jati, jika sewaktu-waktu ada bencana, mereka bisa melakukan penanganan kebencanaan sedari awal dan mandiri, serta bisa lebih tanggap menghadapi bencana dan tangguh,” tutur Warsita.
Warsita juga menjelaskan bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, bahwa pelaksanaan kegiatan kesiapsiagaan dilakukan oleh Instansi/Lembaga yang berwenang, baik secara teknis maupun administratif yang dikoordinasikan oleh BNPB dan/atau BPBD.
Selain itu juga Mitigasi merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kerugian dan korban yang dapat timbul akibat bencana alam. Dalam kata lain, mitigasi adalah persiapan yang dilakukan sebelum bencana terjadi.
Upaya mitigasi bencana melibatkan pengurangan risiko dengan pengembangan fisik, kesadaran, dan peningkatan keterampilan dalam menghadapi ancaman bencana. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai langkah-langkah untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi akibat bencana.
Penanganan bencana mencakup empat kategori, yakni sebelum bencana (mitigasi), saat bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan), dan setelah bencana (pemulihan). Dari keempat kategori tersebut, kegiatan mitigasi sebelum bencana dapat mengurangi dampak yang timbul dari bencana itu sendiri.
Berdasarkan data Sosialisasi tersebut menunjukkan adanya kegiatan Sosialisasi yang telah dilakukan BPBD Kabupaten Banjar di Kecamatan Astambul.
Sosialisasi terkait Mitigasi bencana bertujuan untuk mewujudkan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat mulai dari pemahaman tentang materi, edukasi, prakteknya hingga prosedur yang dapat diterapkan pada saat masyarakat menghadapi bencana.
Bahkan sosialisasi yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat pada saat melakukan penyelamatan diri ketika bencana terjadi
Keluarga Tangguh Bencana (Katana) merupakan mikrokosmos dari penanggulangan bencana. Dalam konteks bencana, keluarga menjadi fokus inti. Diharapkan dalam upaya peningkatan ketangguhan bencana dan ketahanan terhadap bencana, konsepsi KATANA menjadi penting dan dapat dikembangkan serta diterapkan sebagai proses yang terus menerus.
Katana bagian dari Destana dan akan diimplementasikan di Tahun 2020. Sasaran prioritas adalah masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana berdasarkan daftar di buku katalog bencana.
Keluarga ditingkatkan keselamatan, ketangguhannya dalam menghadapi kemungkinan atau potensi bencana. Akar permasalahan di lapangan yang ditemukan adalah kapasitas terkait pemahaman dan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang masih perlu ditingkatkan. Jika masalah-masalah tersebut teratasi, korban menjadi kecil.
Keluarga memiliki peran penting dalam pengurangan risiko bencana karena keluarga adalah struktur masyarakat terkecil pertama yang memberikan sosialisasi kepada setiap anggotanya. Keluarga dapat memberikan sosialisasi pendidikan bencana sejak dini terutama kepada anak-anak dan remaja.