REDAKSI8.COM, KALSEL – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan (Kalsel) prediksi awal musim hujan dimulai pada akhir bulan Oktober 2024 mendatang.
Hal tersebut dijelaskan langsung oleh Analis Iklim BMKG Kalsel, Muhammad Arif Rahman baru-baru ini.
Katanya, dlihat dari curah hujan kondisi cuaca masuk dalam kategori menengah untuk wilayah bagian Barat, sehingga lebih dulu memasuki musim penghujan.
“Jadi transisi menuju ke musim penghujan itu di akhir-akhir Oktober kita prediksi awal musim hujan sudah mulai,” ujarnya, Rabu (18/9/24).
Setelah itu secara perlahan, awal musim penghujan akan memasuki wilayah bagian Timur, namun masih tergantung dari angin monsun Asia, yang dimana aliran Barat nya lebih dominan.
“Saat ini angin monsun dari Australia atau angin Timuran yang dominan, jadi biasanya membawa udara kering dan dingin, maka kita biasanya memasuki musim kemarau,” terangnya.
Tapi, kondisi tersebut sahutnya, tidak terlalu berpengaruh di wilayah Kalimantan, sebab kondisi suhunya tidak terlalu kering seperti musim kemarau pada umumnya.
Dimana kondisi suhu muka laut di wilayah sekitar Kalimantan cukup hangat terutama di bagian Selatan.
“Karena di wilayah Laut Jawa itu SSTI cukup hangat, sehingga ketika angin Timur yang berhembus dari Australia itu menangkap uap air yang terjadi di perjalanannya menuju wilayah Kalimantan,” jelasnya.
Kemudian, adanya fenomena subsisonal seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terjadi dan melintas di wilayah Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan awan.
“Fenomena MJO biasanya meningkatkan pertumbuhan awan dan itu terjadi beberapa hari yang lalu, dan sekitar di akhir-akhir September curah hujan kita cukup tinggi,” katanya.
Oleh karena itu, apabila dilihat dari perkembangan musim maka saat ini seluruh Kalimantan Selatan sudah memasuki musim kemarau.
Akan tetapi lebih jauh kepada Redaksi8.com, masih terdapat kondisi curah hujan di wilayah bagian Utara Pulau Laut, dikarenakan MJO yang melintas di Indonesia sehingga cukup basah.
Demikian, BMKG akan menyatakan kondisi musim kemarau apabila curah hujan perdasarian per 10 hari atau dalam tiga dasarian berturut-turut jika kurang dari 50 milimeter maka secara akumulasi bulanannya kurang dari 150 milimeter.
Karena itu wilayah bagian Utara ini perlintasannya berbatasan dengan laut dan juga ada pengunungan, sehingga kondisi curah hujannya masih diatas 150 milimeter perbulan.
“Ini masih kami monitor juga karena memang prediksinya itu sekitar akhir Agustus awal musim kemarau nya, ya terlambat dari normal biasanya,” terangnya.
Lebih jauh Arif menjelaskan, untuk kondisi hari tanpa hujan di wilayah bagian Timur masih cukup basah sampai tanggal 10 Desember 2024, walaupun kondisinya sudah mulai menurun.
Adapun titik api berdasarkan data terakhir yaitu tanggal 18 September ini sekitar 70 persen tingkat kepercayaannya dari tiga satelit yang tersedia, dengan total sebanyak 250 titik api dengan kategori medium di wilayah Kalimantan.
“Kalau dilapangan mungkin tidak ada hospotnya, tapi ada juga ada hospotnya jadi tingkat kepercayaan masih 70 persen,” pungkasnya.