Terhitung sejak dua minggu terakhir pelajar masuk sekolah, angkot Cempaka ini masih belum selesai berpolemik dengan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru terkait dengan permasalahan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepakatan.
Kepala SMPN 15 Banjarbaru, Herry Tryman mengungkapkan, dari empat armada yang masuk ke sekolahnya, hanya angkot Organda yang masih belum melayani pelajar.
“Kita ketahui dari Organda keluhannya mereka ingin tarif di luar ekspetasi yang disediakan oleh Dishub,” ujarnya kepada Redaksi8.com saat dikonfirmasi, Jumat (17/1/25).
Herry menyampaikan, dengan tidak beroperasionalnya APG Organda ini tidak ada dikeluhkan dari orang tua siswa.
Namun, permasalahannya justru terjadi pada APG Organda yang didapati hanya sekali saja melayani pelajar, bahkan sekali melayani itupun di luar jam pulang sekolah.
“Kendala lain kami di sekolah banyak APG yang malah tidak masuk ke lingkungan sekolah, sehingga anak-anak ini yang kadang nakal jam-jam terakhir pelajaran mereka langsung naik angkutan, kemudian supir ketika ada 4-5 pelajar yang naik langsung mereka antar ke rumah padahal belum jam pulang,” ungkapnya.
“Kalau memang masih terjadi juga dari Organda diharapkan mereka juga parkirnya didalam lingkungan sekolah jangan di luar pagar sekolah,” sambungnya.
Selain angkot Organda, APG berplat merah juga kerap ditemui sopir yang nakal hanya melayani sekali satu angkutan saja.
Padahal, karena banyaknya siswa yang seharusnya diangkut, maka dari APG ini harusnya bisa beberapa kali melayani pelajar secara bergantian seperti empat kali bolak balik.
“Sehingga memang memerlukan armada yang harus beberapa kali kali melakukan angkuatan seperti bolak balik sampai empat kali,” tuturnya.
Oleh karena itu, Ia berharap kedepannya Pemerintah Kota (Pemko) akan berangsur-angsur mengganti APG ini ke pelayanan pelajar naik angkutan gratis.
Sebelumnya, pihak sekolah telah melaksanakan rapat bersama Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Perhubungan (Dishub) membicarakan terkait rencana arahan mengganti angkutan gratis pelajar menjadi pelajar naik angkutan gratis.
“Jadi pelajar naik angkutan gratis jadi bukan angkutan pelajar gratis, makanya kemaren kami diminta dari Dinas Pendidikan terkait data siswa yang benar memerlukan APG,” jelasnya.
Sesuai arahan Disdik Banjarbaru tersebut, pihaknya telah mengumpulkan data by name by addres melalui google form untuk pelajar yang benar-benar membutuhkan layanan APG ini.
Dan hasil rapat bersama Disdik dan Dishub ini pun sudah dirinya sampaikan kepada paguyuban sekolah.
“Bahwa hasil pertemuan terakhir dibahas mengenai tidak adalagi angkutan pelajar gratis tapi yang ada diarahkan ke pelajar angkutan gratis dan itu tidak ada masalah,” pungkasnya.