REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Perubahan iklim saat ini telah menjadi salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia.
Adapun dampak perubahan iklim sudah mulai terasa di berbagai belahan dunia, seperti peningkatan suhu bumi, perubahan pola curah hujan, dan meningkatnya insensitas bencana alam yang diprediksi akan semakin parah dimasa depan.
Oleh karena itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi Kelas 1 Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar aksi kolaboratif gerakan pramuka untuk antisipasi perubahan iklim di Kota Banjarbaru.
Kegiatan ini melibatkan peserta sebanyak 50 orang yang diselenggarakan selama 2 hari pada tanggal 21-22 September 2024 didua lokasi berbeda, yaitu di Kantor BMKG Stasiun Klimatologi Kalsel dan Taman Keanekaragaman Hayati (KAHATI), Desa Bangkal, Kota Banjarbaru.
Kepala Stasiun Klimatologi Kalsel, Goeroeh Tjiptanto menyampaikan, tujuan acara ini untuk memberikan edukasi dan informasi bagi generasi muda berupa pemahaman, adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim.
Serta menciptakan kaloberasi para pihak yang terlibat dalam kegiatan literasi iklim, dan sebagai wadah untuk mendorong aksi iklim secara nyata (upaya mengurangi laju perubahan iklim dan dampaknya), sehingga dapat mewujudkan aksi iklim yang berkelanjutan.
“Jadi aksi iklim itu harus dilakukan oleh semua insan, baik di Banjarbaru maupun Provinsi Kalsel untuk lebih mudah dari dini kita mengawal aksi iklim yang berkaitan dengan cara kerja mulai dari dini beraktivitas, maka generasi muda lah yang harus kita dahulukan,” jelasnya, Sabtu (21/9/24).
Demikian, dikatakan Goeroeh, pihaknya akan berkaloberasi dengan generasi muda seperti siswa-siswi maupun pelajar dan dari berbagai organisasi saka pramuka di wilayah Kota Banjarbaru.
Sehingga gerasi muda harus mengetahui bagaimana mensiasati laju perubahan iklim agar tidak cepat meningkat melalui cara-cara sederhana.
Misalnya, bagi mereka yang terbiasa minum menggunakan gelas langsung sekali pakai bisa diganti dengan tambler, atau memakai barang-barang yang bisa digunakan berkali-kali.
“Jadi tidak hanya kita melakukan aksi individu tapi juga aksi bersama yang kita lakukan dengan semua temen-temen, lingkungan dan keluarganya,” ujarnya.
“Maka diskusi ini tidak satu arah tetapi dua arah, baik dengan para putor dan para peserta sendiri akan kita libatkan bareng-bareng, tidak hanya dengan BMKG tapi dengan lingkungan hidup, kehutan dan lainnya,” sambungnya.
Diwaktu yang sama, Plt. Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Marjuki menambahkan, BMKG pusat memiliki program literasi iklim untuk generasi muda dengan melibatkan segala entitas kaum muda yang ada di pelosok seluruh Indonesia.
Baik itu entitas yang sudah establish maupun entitas yang memang masih berkembang.
“Pramuka ini menurut kami merupakan entitas generasi muda yang jangkauannya cukup luas dan juga memiliki akar yang cukup kuat dalam literasi perubahan iklim,” katanya.
Dengan harapan, wawasan maupun informasi yang didapatkan oleh peserta dalam kegiatan literasi iklim ini tidak stop kepada mereka saja tetapi dapat menyebarluas ke seruluh masyarakat.
“Diharapkan dengan memberikan literasi kepada generasi muda melalui entitas pramuka ini, maka penyebarluasannya akan bisa semakin masif dan pesannya juga diterima dengan kuat,” tandasnya.