REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Banjarbaru belakangan ini, memberikan dampak yang cukup signifikan, satu diantaranya telah menghambat akses masuk ke sejumlah sekolah-sekolah.

Genangan air paling tinggi ditemukan di sekolah-sekolah yang berada di wilayah Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Seperti SD Negeri 2 Bangkal, sebelumnya sempat dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) lantaran akses masuk sekolah yang digenangi banjir setinggi mata kaki.
Sedangkan di Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, proses belajar mengajar tatap muka tetap dilaksanakan, meski sekolah itu terendam air.
Diantaranya SDN 1 Landasan Ulin Barat, SDN 2 Landasan Ulin Barat, SDN 1 Landasan Ulin Selatan, serta SDN 1 Landasan Ulin Utara, sebab air yang masuk hanya di halaman sekolah saja tidak masuk ke ruang kelas, maka pembelajaran masih bisa berjalan.
“Sampai hari ini terpantau genangan hanya ada di halaman tidak sampai masuk kelas,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo kepada Redaksi8.com, Kamis (23/1/25).
Dedy menjelaskan, sebenarnya masalah banjir ini sudah menjadi permasalahan tahunan yang harus dihadapi sejumlah sekolah di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (IKP Kalsel).
Oleh karena itu, upaya mitigasi telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) sejak tiga tahun yang lalu dengan mengeruk drainase sekolah.

“Kita mitigasi mulai tiga tahun kemaren sehingga surutnya juga cepat seperti di Bangkal itu sudah dilakukan pengerukan oleh PUPR, kemudian sekolah di Landasan Ulin Utara juga memiliki kondisi yang sama seperti itu,” terangnya.
Menurutnya, selama dua tahun mitigasi banjir yang telah dilakukan itu berdampak akibat dari cuaca ekstrim ini mulai tidak terasa.
Namun di Tahun 2025, dampak kondisi cuaca ekstrim kembali mulai terasa.
“Dirasa kita harus rajin merawat dan melakukan treatment dengan baik terhadap titik-titik sekolah yang sudah kita mitigasi bencana,” jelasnya.
Kemudian, terkait dengan kondisi sekarang, pihaknya membuat surat edaran (SE) untuk diskresi pembelajaran apabila genangan air kembali meninggi.
“Melihat kondisi seperti ini kami telah mengeluarkan surat edaran bagi sekolah yang terdampak kondisi ekstrim ini, yakni diperbolehkan untuk melaksanakan PJJ,” tuturnya.
Dalam surat edaran diskresi tersebut, pihaknya meminta bagi sekolah-sekolah yang tidak terdampak dapat melakukan gerakan peduli banjir.
“Dalam gerakan peduli banjir, mereka dapat mengumpulkan sumbangan mulai dari pakaian, bahan makanan dan lainnya, bisa dikumpulkan di Dinsos, Disdik, Kelurahan dan Kecamatan maupun posko banjir setempat,” pungkasnya.