Rabu, 2 Juli 2025
  • Login
  • Register
Redaksi 8
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Pemerintahan
    • DPRD Kalimantan Timur
    • DPR RI
    • dprd balangan
    • DPRD banjarbaru
    • DPRD Kalimantan Timur
    • DPRD Kabupaten Banjar
    • DPRD Kabupaten Kotabaru
    • DPRD Kabupaten Tanah Bumbu
    • DPRD Provinsi Kalimantan Selatan
    • DPRD Kapuas
    • Kapuas
  • Regional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Hobi
  • Kuliner
  • RBU Group
  • Lainnya
    • Bschool
    • Opini
    • Female
    • Laporan Khusus
    • Legislatif
    • Peristiwa
    • Asal-Usul
    • Budaya
    • Environtment
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Layanan Publik
    • Pendidikan
    • Perikanan
    • Perkebunan
    • Pertanian
    • Peternakan
    • Religi
    • Sosial
    • Serba-serbi
    • Teknologi
    • Wisata
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Pemerintahan
    • DPRD Kalimantan Timur
    • DPR RI
    • dprd balangan
    • DPRD banjarbaru
    • DPRD Kalimantan Timur
    • DPRD Kabupaten Banjar
    • DPRD Kabupaten Kotabaru
    • DPRD Kabupaten Tanah Bumbu
    • DPRD Provinsi Kalimantan Selatan
    • DPRD Kapuas
    • Kapuas
  • Regional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Hobi
  • Kuliner
  • RBU Group
  • Lainnya
    • Bschool
    • Opini
    • Female
    • Laporan Khusus
    • Legislatif
    • Peristiwa
    • Asal-Usul
    • Budaya
    • Environtment
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Layanan Publik
    • Pendidikan
    • Perikanan
    • Perkebunan
    • Pertanian
    • Peternakan
    • Religi
    • Sosial
    • Serba-serbi
    • Teknologi
    • Wisata
Redaksi 8
No Result
View All Result

Dorong Inovasi Skrining Kanker Serviks, dr. Andi Satya Usulkan Tes Urine Sebagai Solusi Ramah Privasi

Irma Dahliana by Irma Dahliana
30 April 2025
A A
Dorong Inovasi Skrining Kanker Serviks, dr. Andi Satya Usulkan Tes Urine Sebagai Solusi Ramah Privasi
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Upaya menekan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia terus menjadi perhatian banyak pihak, termasuk kalangan legislatif.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur, dr. Andi Satya Adi Saputra, memberikan sorotan serius terhadap tingginya jumlah korban yang meninggal dunia akibat penyakit ini, dan mendorong diterapkannya inovasi dalam metode deteksi dini yang lebih mempertimbangkan kenyamanan serta privasi perempuan.

Sebagai dokter spesialis kandungan sekaligus legislator muda, dr. Andi Satya menilai bahwa salah satu hambatan utama dalam pelaksanaan deteksi dini kanker serviks adalah ketidaknyamanan perempuan terhadap metode pemeriksaan yang selama ini digunakan.

Metode konvensional umumnya menggunakan alat medis berupa spekulum atau dikenal di masyarakat sebagai cocor bebek untuk mengambil sampel dari leher rahim.

LihatJuga :

Perkuat Pengawasan Keimigrasian, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi Kalteng bersama Kepala Kantor Imigrasi Sampit Resmikan 8 Desa Binaan di Mentaya Hilir Selatan

Dukung Transformasi Inklusi Sosial, Disperpus Banjarbaru Latih Literasi Digital dan Komputer ke Masyarakat

Gerakan Aktifkan Posyandu Kota Banjarbaru 2025 Resmi Diluncurkan

Sekolah Pemberdayaan Perempuan Banjarbaru Masuki Tahap Business Marketing dan Financing

Meskipun efektif secara klinis, prosedur ini sering kali dianggap invasif dan mengganggu kenyamanan, terutama bagi perempuan yang belum menikah.

“Banyak perempuan merasa malu atau tidak nyaman dengan pemeriksaan seperti ini. Ada anggapan bahwa prosedurnya terlalu terbuka dan melanggar privasi, sehingga banyak dari mereka yang akhirnya memilih untuk tidak melakukan skrining sama sekali,” jelas dr. Andi.

Melihat kenyataan ini, ia mengusulkan agar Dinas Kesehatan Kalimantan Timur mempertimbangkan penggunaan metode baru yang lebih praktis dan tidak invasif, yaitu pemeriksaan melalui sampel urine.

Menurutnya, tes urine untuk mendeteksi Human Papilloma Virus (HPV)—penyebab utama kanker serviks—merupakan inovasi yang mampu mengatasi hambatan psikologis dan kultural dalam pelaksanaan skrining.

“Tes ini cukup sederhana. Perempuan hanya perlu buang air kecil dan menampung urinenya dalam wadah khusus. Sampel tersebut kemudian diperiksa dengan alat khusus untuk mendeteksi keberadaan HPV. Tidak perlu prosedur yang rumit, tidak menyakitkan, dan yang paling penting, menjaga privasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Andi menegaskan, metode berbasis urine tidak hanya memberi kenyamanan lebih, tetapi juga berpotensi memperluas cakupan skrining kanker serviks secara nasional.

Sebab, pemeriksaan ini tidak memerlukan fasilitas klinis yang kompleks atau tenaga medis terlatih dalam jumlah besar.

Hal ini menjadikannya sebagai pilihan ideal untuk diterapkan di daerah-daerah terpencil, pedesaan, serta wilayah yang minim akses terhadap layanan kesehatan.

“Dengan pendekatan ini, kita bisa menjangkau lebih banyak perempuan. Pemeriksaan bisa dilakukan di rumah, tidak bergantung pada keberadaan klinik atau rumah sakit. Ini sangat mendukung program kesehatan masyarakat berbasis komunitas,” tambahnya.

Berdasarkan data yang disampaikan, sekitar 36.633 perempuan di Indonesia terdiagnosis kanker serviks setiap tahunnya.

Dari jumlah tersebut, hampir separuh atau sekitar 18 ribu meninggal dunia. Angka ini disebut dr. Andi sebagai kondisi yang sangat memprihatinkan dan membutuhkan intervensi serius dalam bentuk kebijakan preventif yang efektif.

Ia menyampaikan bahwa penting bagi pemerintah daerah, khususnya Dinas Kesehatan, untuk membuka ruang bagi inovasi-inovasi semacam ini agar skrining kanker serviks dapat dilakukan secara lebih luas, inklusif, dan tidak menimbulkan stigma di kalangan masyarakat.

“Jika kita ingin membangun masyarakat yang sehat dan kuat, maka kita harus mulai dari perempuan. Kesehatan perempuan adalah fondasi utama bagi kesehatan keluarga secara keseluruhan. Karena itu, segala upaya untuk melindungi mereka dari penyakit yang mematikan seperti kanker serviks harus kita dukung bersama,” pungkasnya dengan penuh keyakinan.

Melalui pendekatan yang lebih manusiawi dan ramah terhadap nilai-nilai budaya serta privasi individu, dr. Andi Satya berharap stigma yang selama ini melekat pada pemeriksaan kanker serviks dapat berangsur hilang.

Inovasi seperti tes urine ini, menurutnya, bukan hanya terobosan dari sisi teknologi kesehatan, tetapi juga langkah penting dalam menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang lebih adil dan merata.

Share26Tweet16Send

Related Posts

Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMA 10 Samarinda, Suyanto Mengaku Kaget dan Tak Pernah Bercita-cita Jadi Kepsek

Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMA 10 Samarinda, Suyanto Mengaku Kaget dan Tak Pernah Bercita-cita Jadi Kepsek

by Irma Dahliana
30 Juni 2025

REDAKSI8.COM, SAMARINDA — Usai pencopotan Fathur Rachim dari jabatan Kepala SMA Negeri 10 Samarinda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan...

Dicopot Mendadak, Kepsek SMA 10 Samarinda Pertanyakan Legalitas SK Penonaktifan

Dicopot Mendadak, Kepsek SMA 10 Samarinda Pertanyakan Legalitas SK Penonaktifan

by Selma Mela
30 Juni 2025

REDAKSI8, SAMARINDA — Kejutan menyelimuti dunia pendidikan di Samarinda. Kepala SMA Negeri 10 Samarinda, Fathur Rachim, tiba-tiba dinonaktifkan dari jabatannya...

Sri Evi Pangadongan melawan UWGM: Penggugat Fokus Tuntut Upah, Tergugat Sibuk Bahas Status Dosen

Sri Evi Pangadongan melawan UWGM: Penggugat Fokus Tuntut Upah, Tergugat Sibuk Bahas Status Dosen

by Selma Mela
30 Juni 2025

REDAKSI8, SAMARINDA – Persidangan perkara perselisihan antara Sri Evi Pangadongan melawan Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) berlanjut di Pengadilan Hubungan...

Load More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING

  • Doa Akhir Tahun Dan Awal Tahun Hijriyah

    Doa Akhir Tahun Dan Awal Tahun Hijriyah

    1497 shares
    Share 599 Tweet 374
  • H Ibank: Minum Air Susu Putih Di Awal Tahun Hijriyah Atau 1 Muharram

    90 shares
    Share 36 Tweet 23
  • Latgab PMR WIRA Banjar 2025, 20 Sekolah Kumpul, Satu Semangat untuk Kemanusiaan

    134 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Ibnu Sina Ingin Program Unggulan DPC Partai Demokrat Se-Kalsel Lebih Masif Dipublikasikan

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Soal Unjuk Rasa Wartawan, Dzulfadli Tambunan: Jangan Lukai Etika Profesi dengan Kepentingan Pribadi

    68 shares
    Share 27 Tweet 17

© 2020 PT. Delapan Vilandux Indonesia – Semua Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

  • Pedoman Media Siber
  • SOP Wartawan
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Pemerintahan
    • DPRD Kalimantan Timur
    • DPR RI
    • dprd balangan
    • DPRD banjarbaru
    • DPRD Kalimantan Timur
    • DPRD Kabupaten Banjar
    • DPRD Kabupaten Kotabaru
    • DPRD Kabupaten Tanah Bumbu
    • DPRD Provinsi Kalimantan Selatan
    • DPRD Kapuas
    • Kapuas
  • Regional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Hobi
  • Kuliner
  • RBU Group
  • Lainnya
    • Bschool
    • Opini
    • Female
    • Laporan Khusus
    • Legislatif
    • Peristiwa
    • Asal-Usul
    • Budaya
    • Environtment
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Layanan Publik
    • Pendidikan
    • Perikanan
    • Perkebunan
    • Pertanian
    • Peternakan
    • Religi
    • Sosial
    • Serba-serbi
    • Teknologi
    • Wisata
  • Login
  • Sign Up

© 2020 PT. Delapan Vilandux Indonesia - Semua Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In