REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Dalam rangka menanggulangi bencana banjir yang kerap melanda Kota Tepian di Samarinda, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dikabarkan akan membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Dibuktikan dengan pembebasan lahan di segmen Pemuda dan segmen Ruhui Rahayu Kelurahan Temindung Permai, yang ditinjau langsung Wali Kota Samarinda Andi Harun, Senin (24/6/2024).
Wali Kota Andi Harun menyampaikan, tahap pertama dari pembebasan lahan itu mencakup sebanyak 151 unit rumah.
Kesemua rumah yang akan digusur, katanya sudah ditandai dengan coretan cat merah pada dinding rumah.
Kemudian, pada tahap kedua akan melibatkan 53 unit rumah yang saat ini masih menunggu anggaran dari APBD Perubahan 2024.
“Proses pembebasan lahan ini memang memakan waktu, karena penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) harus dilakukan secara independen,” ungkapnya saat ditemui langsung di lokasi peninjauan.
Dia menekankan, penting untuk menjalin koordinasi antara Pemkot dan Pemprov dalam mengatasi masalah banjir. Termasuk, dalam mengelola Sungai Karang Mumus.
Harun mengucapkan terimakasih terhadap Penjabat (Pj) Gubernur Akmal Malik dan Dinas PUPR Provinsi yang terus bersinergi dengan Pemkot Samarinda.
“Pemprov selalu ingin turun membantu Pemkot. Kami selalu berusaha bersinergi terutama dengan PUPR agar pengendalian banjir bisa berjalan sesuai harapan,” ucapnya.
Total anggaran ganti rugi untuk tahap pertama sebesar Rp17,1 miliar untuk 151 rumah.
Sedangkan tahap kedua diperkirakan membutuhkan Rp39,75 miliar.
Andi Harun berharap, pembongkaran mandiri oleh warga bisa selesai pada tanggal 28 pekan ini.
Sehingga material yang masih layak pakai bisa dimanfaatkan kembali.
“Estimasi pembongkaran mandiri sampai tanggal 28 (Juni<-red). Kami berikan kesempatan bagi pemilik untuk memanfaatkan material yang masih bagus,” bebernya.
Diwaktu yang sama, Kabid SDA Dinas PUPR Kaltim Runandar menambahkan, setelah pembongkaran selesai akan ada tiga alat berat masuk untuk menormalisasi sungai di segmen Ruhui Rahayu Gelatik.
“Kami akan menormalisasi sungai dengan mengangkut dan membersihkan area yang ada, sesuai desain lebar sungai sekitar 40 meter,” jelas Runandar.
Ia menyebut, area pemukiman yang dibebaskan mencapai 200-300 meter.
“Pemkot sudah membersihkan masalah sosialnya, kita masuk untuk normalisasi,” sebutnya.
Ia ingin, program tersebut mampu mengurangi banjir secara signifikan. Meski pun masih ada beberapa area yang membutuhkan perhatian lebih lanjut. “Saya berharap masyarakat bisa bersabar dan mendukung upaya ini. Mudah-mudahan dalam 1-2 tahun, masalah banjir bisa kita atasi dengan baik,” pungkasnya.