REDAKSI8.COM, SAMARINDA — Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, angkat bicara mengenai maraknya penolakan penempatan tugas oleh sejumlah calon Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditugaskan ke wilayah terpencil, terutama di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).

Menurut Ekti, fenomena itu menunjukkan adanya kelemahan dalam kesadaran sebagian ASN mengenai makna pengabdian dalam profesi mereka.

Ekti menjelaskan, meskipun penempatan tugas di daerah terpencil mungkin tidak menarik bagi sebagian orang, hal tersebut seharusnya tidak mengurangi semangat pengabdian seorang ASN.
“Ketika seseorang sudah diberikan penempatan di suatu daerah, lalu menolak, bisa jadi mereka merasa ada pilihan lain yang lebih menguntungkan. Namun, ini kembali kepada pribadi masing-masing,” ujarnya.
Ia menekankan, menjadi ASN bukan hanya tentang mencari kenyamanan atau stabilitas finansial semata, tetapi juga tentang kesiapan untuk mengabdi di mana pun negara membutuhkan.
“Menjadi ASN itu bukan hanya soal gaji. Ada sumpah jabatan yang harus dipegang dengan teguh. Intinya adalah kemauan untuk membangun dan mengabdi, tanpa memandang di mana pun tempatnya,” tegas Ekti dengan penuh keyakinan.
Lebih lanjut, Ekti mengungkapkan kekhawatirannya terkait kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal di Mahulu. Ia menyatakan bahwa minimnya SDM yang berkualitas di daerah tersebut menjadi salah satu alasan utama pemerintah harus merekrut ASN dari luar daerah, meskipun ASN dari luar belum tentu bersedia untuk ditempatkan di daerah yang masih sangat terpencil.
“Kalau SDM di Mahulu sendiri sudah siap, kita tidak perlu lagi mendatangkan orang dari luar daerah. Namun, kenyataannya, kondisi SDM di Mahulu saat ini masih belum ideal untuk mengisi posisi strategis di pemerintahan daerah,” jelasnya.
Ekti kemudian mengusulkan pemerintah daerah mengambil langkah serius untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal, dengan fokus pada pendidikan dan pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan daerah.
Ia percaya, dengan pendidikan yang tepat, generasi muda di Mahulu bisa diharapkan untuk mengisi posisi-posisi penting yang selama ini terpaksa diisi oleh ASN dari luar.
“Harus ada terobosan nyata dalam hal ini. Investasi dalam sektor pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak di Mahulu dapat mengisi posisi strategis di daerah mereka sendiri, tanpa perlu bergantung pada ASN dari luar,” tambah Ekti.
Sebagai salah satu tokoh yang aktif mengawasi kebijakan di daerah, Ekti berharap pemerintah daerah lebih serius dalam merancang kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Mahulu dan membuka peluang lebih besar bagi generasi muda lokal untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah mereka.
“Pendidikan adalah kunci untuk kemajuan daerah. Kita harus memastikan bahwa anak-anak Mahulu memiliki kesempatan untuk berkembang dan memimpin di kampung halaman mereka,” pungkas Ekti.