REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru mencatat peningkatan kasus mumps atau gondongan, terutama di kalangan siswa Sekolah Dasar (SD) selama bulan November Tahun 2024.

Berdasarkan data Evidence Baset Surveillance (EBS) Dinkes Banjarbaru, update kumulatif suspek gondongan terus meningkat. Rinciannya, dari tanggal 2-10 November terdapat 105 kasus, lalu minggu selanjutnya sampai 17 November menjadi 153 kasus.
Selanjutnya, di tanggal 22 November kembali meningkat capai 179 kasus.
Kepala Dinkes, Kota Banjarbaru, Dr. Juhai Triyanti Agustina menjelaskan, gondongan merupakan infeksi virus menular yang disebabkan oleh virus gondongan.
Infeksi ini biasanya menyerang kelenjar air liur yang terdiri dari parotis (kelenjar terbesar yang terletak di dekat telinga), submandibula (terletak di bawah rahang), sublingual (terletak di bawah lidah), dan kelenjar kecil Iainnya.
“Mumps dapat menyebabkan parotitis atau pembengkakan kelenjar parotis pada area di mana kelenjar air liur tersebut berada,” katanya, Selasa (3/12/24).
Pembengkakan ini katanya, bisa dialami oleh siapa saja, namun paling sering terjadi pada anak-anak.
Adapun gejala umumnya meliputi pembengkakan rahang yang nyeri, demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan sakit kepala.
Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya self limiting disease.
“Pencegahan mumps pada anak dapat dilakukan dengan rnemberikan vaksinasi MMR (Measles, Mumps dan Rubella) yang saat ini masih berbayar. Vaksinasi MMR sendiri merupakan jenis vaksin yang dapat digunakan untuk meminimalkan risiko infeksi tiga jenis penyakit, yaitu measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella,” jelasnya.
Selain itu, pencegahan gondongan dapat dilakukan dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita.
Serta menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk ataupun bersin.
“Jika anak sekolah mengalami gejala gondongan maka segera melakukan isolasi mandiri di rumah serta dapat melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah sampai anak tersebut sembuh,” ujarnya.
“Kemudian tetap melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker, dan menjaga imunitasnya,” sambungnya.
Demikian, pihaknya sudah menindak lanjuti Surat Edaran (SE) dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tentang kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit mumps atau gondongan kepada seluruh Pasyankes yang ada di Kota Banjarbaru.
“Kita sudah ada edaran juga ke seluruh Puskesmas, Dinas Pendidikan, Kemenag, Kecamatan, Kelurahan, dan Pasyankes untuk antisipasi,” sebutnya.
Menurut Dr. Juhai, gondongan rentan menyerang anak-anak dikarenakan faktor lemahnya daya tahan tubuh pada anak, serta disebabkan kondisi cuaca panas maupun perubahan suhu.
“Kalau laporan peningkatan secara signifikan tidak ada tapi ada beberapa biasanya yang kelompok seperti sekolah, pesantren, satu kena bisa temen-temennya terkena juga, karena mudah menular yang disebabkan oleh virus,” pungkasnya.