REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Kalimantan Timur terhambat oleh masalah serius dalam pelaksanaan proyek pembangunan kolam renang di SMK Negeri 2 Sangatta Utara, Kutai Timur.
Kolam renang senilai Rp9 miliar yang direncanakan untuk mendukung program pendidikan maritim dan kelautan di sekolah tersebut kini terbengkalai.
Proyek yang seharusnya menjadi fasilitas penunjang bagi para siswa dalam belajar ilmu kelautan tersebut terhenti akibat perselisihan antara kontraktor pelaksana dan penyedia material bangunan.
Konflik yang melibatkan pihak kontraktor, CV. Kalembo Ade Mautama, dengan toko penyedia material Berlian Jaya Abadi telah mengakibatkan penghentian pasokan material, yang akhirnya menghentikan seluruh pekerjaan konstruksi.
Padahal, fasilitas ini sangat dibutuhkan untuk mendukung kurikulum pendidikan kelautan yang diterapkan di sekolah tersebut.
Melihat kondisi ini, anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Agus Aras, merasa geram dan mendesak agar masalah tersebut segera diselesaikan.
Agus, yang merupakan perwakilan dari daerah pemilihan Bontang, Kutai Timur, dan Berau, menegaskan bahwa proyek sebesar ini tidak boleh dibiarkan terbengkalai begitu saja.
“Masalah ini harus segera diselesaikan. Sudah terjadi keterlambatan yang cukup signifikan, dan Dinas Pendidikan harus segera mengambil tindakan. Semua pihak terkait harus duduk bersama dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Agus dengan tegas.
Menurut Agus, proyek kolam renang tersebut bukanlah sekadar pembangunan fasilitas biasa. Kolam ini dirancang khusus untuk menunjang pendidikan vokasi berbasis kelautan dan maritim yang kini sedang digencarkan di Kalimantan Timur.
Dengan nilai anggaran yang mencapai Rp9 miliar, fasilitas ini seharusnya menjadi laboratorium pendidikan yang sangat penting bagi para siswa.
“Ini bukan sekadar kolam renang untuk rekreasi, ini adalah bagian dari laboratorium pendidikan yang memiliki spesifikasi teknis yang tinggi. Kolam renang ini harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk mendukung kurikulum maritim di SMKN 2 Sangatta Utara,” tambah Agus, menekankan pentingnya proyek ini bagi pengembangan pendidikan vokasi di daerah tersebut.
Agus juga mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi Perencanaan Berbasis Data (PBD) dalam pengembangan pendidikan vokasi di Kalimantan Timur.
Kegagalan proyek ini akan berdampak bukan hanya pada kerugian anggaran, tetapi juga pada masa depan pendidikan vokasi dan harapan ratusan siswa yang menggantungkan nasib mereka pada fasilitas pendidikan yang layak dan berkualitas.
“Oleh karena itu, Dinas Pendidikan harus bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah ini. Kami menargetkan agar pembangunan kolam renang ini dapat selesai paling lambat pada bulan Mei. Jika tidak, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan proyek ini,” ujarnya.
Di lokasi proyek, saat ini hanya tersisa struktur bangunan setengah jadi yang dibiarkan terbengkalai di tengah cuaca panas dan hujan. Kondisi ini tentunya menyulitkan siswa dan pihak sekolah yang sangat membutuhkan fasilitas pendidikan maritim yang memadai.
Namun, dengan desakan kuat dari DPRD Kaltim, ada harapan bahwa proyek ini akan segera dilanjutkan dan para siswa dapat kembali memanfaatkan fasilitas pendidikan yang sesuai dengan standar yang telah direncanakan.
“Fungsi pengawasan DPRD tidak berhenti hanya pada laporan di atas kertas. Kami siap turun ke lapangan untuk memastikan bahwa pembangunan ini bisa diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan harapan masyarakat,” pungkas Agus Aras, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan fasilitas pendidikan yang layak bagi generasi muda Kalimantan Timur.
Kini, bola ada di tangan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk segera menyelesaikan perselisihan yang ada dan memastikan proyek ini bisa berlanjut demi masa depan pendidikan vokasi di Kalimantan Timur.

