Dalam penyampaiannya yang lugas dan menggugah, Doni membedah elemen-elemen penting dalam jurnalisme, merujuk pada buku legendaris The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Namun bukan hanya teori, Doni menyulapnya menjadi diskusi hidup yang menyentuh realitas lapangan.
“Verifikasi adalah nyawa jurnalisme,” tegas Doni, menekankan pentingnya memastikan kebenaran dalam setiap informasi yang disampaikan kepada publik.
Lebih jauh, ia menyerukan pentingnya keberpihakan jurnalis—bukan kepada pemilik media atau kekuasaan, tapi kepada masyarakat. Suara-suara yang selama ini dipinggirkan, katanya, harus diberi ruang.
“Jurnalis harus berpihak, tapi keberpihakan itu harus kepada publik. Kepada mereka yang tidak punya corong, yang sering tak terdengar,” ucapnya dengan penuh semangat.
Tak kalah penting, Doni menegaskan soal independensi jurnalis. Menurutnya, kekuatan seorang jurnalis sejati terletak pada kemampuannya menjaga jarak dari kepentingan bisnis dan politik, dan tetap berdiri tegak mengawal kebenaran.
“Independensi bukan pilihan, tapi keharusan. Kita harus berani tidak nyaman demi publik,” ujarnya, disambut anggukan antusias dari peserta.
Sesi ini bukan hanya menjadi pembekalan teknis, tetapi juga suntikan semangat bagi para peserta yang datang dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga aktivis komunitas.
“Semoga apa yang saya sampaikan bisa jadi bekal awal. Siapa tahu, dari tempat ini lahir jurnalis-jurnalis masa depan yang berintegritas,” tutup Doni, memantik harapan di tengah semilir angin Mandiangin.