REDAKSI8.COM, Kabupaten Banjar – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggelar sosialisasi terkait dengan pengelolaan dana haji yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang dari anggota Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar, Jum’at (19/4/2024).
Kuota Jemaah Haji Indonesia pada 2024 sebanyak 221.000 orang, dengan tambahan sebanyak 20.000 orang sehingga total berjumlah 241.000 orang. Jumlah ini merupakan kuota terbanyak selama penyelenggaraan ibadah haji 7 tahun terakhir.
Jumlah antrian jamaah haji sebanyak 5,3 juta orang, bila menggunakan asumsi BPIH tahun 2024 sebesar Rp 93,4 juta maka dibutuhkan total biaya Rp495 triliun untuk memberangkatkan seluruh antrian jamaah haji (present value total liabilities).
Adapun total kelolaan dana haji BPKH per Desember 2023 sebesar Rp 166 triliun, artinya terdapat gap defisit sebesar Rp 329 Triliun. Biaya keberangkatan satu orang bagi calon jemaah haji sebesar 93,4 juta, adapun dana yang harus dilunasi adalah 56,4 juta rupiah, maka menggunakan uang manfaat sebesar Rp 37 juta untuk satu orang jemaah haji.
Selama 3 tahun terakhir BPKH mengeluarkan pembayaran BPIH dengan average sebesar Rp 21 triliun per tahun. Pada Tahun 2027 terdapat kemungkinan akan terjadi dua kali haji karena perbedaan tahun hijriah dengan tahun masehi.
Artinya pada tahun tersebut, BPKH harus mempersiapkan dua kali BPIH yaitu ± Rp 42 triliun, sementara itu selisih antara dana kelolaan BPKH (Rp166 Triliun) dengan dana pokok setoran awal antrian jamaah (Rp 132,5 triliun) adalah sebesar Rp 33,5 triliun.
Seperti yang diungkapkan oleh Syaifullah Tamliha anggota DPR RI mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjelaskan kepada calon jemaah haji tentang kondisi keuangan haji, tentang kegiatan haji pada tahun 2024 ini.
“Kita menjelaskan terkait dana haji yang dikelola oleh BPKH dan apa saja yang dibawa oleh calon jemaah haji dan apa saja yang disediakan oleh pemerintah dan masalah apa saja yang akan dihadapi oleh jemaah nantinya di Makkah,” tuturnya.
Syaifullah tamliha menjelaskan bahwa terutama keberangkatan jemaah haji melakukan pembelian 4 tiket pesawat, karena pesawat tersebut disewa untuk mengantar dan juga untuk pulang.
“Kenapa harus 4 tiket pesawat yang dibeli, karena dari bandara calon jemaah haji diantar sampai ke Arab Saudi, dan kepulangan pesawat dari Arab Saudi dalam keadaan kosong makanya diisi dengan air zam zam sehingga jamaah pulang dari Mekkah tidak perlu lagi memikirkan air zam zam, maka sudah 2 tiket terpakai,” tuturnya.
Ia meneruskan, yang selanjutnya adalah saat penjemputan kepulangan, maka dari indonesia pesawat dalam keadaan kosong, karena sudah di sewa, maka satu tiket lagi terpakai dan satu tiketnya kepulangan dari Mekkah menuju Indonesia. Makanya ada 4 tiket terpakai.