REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Bagi Subandi, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, teknologi bukanlah sekadar kemewahan atau tren gaya hidup.

Di era digital yang semakin berkembang pesat, teknologi harus dipandang sebagai kebutuhan dasar yang setara dengan listrik dan air bersih.

Hal ini mendorongnya untuk mendukung penuh program Wifi gratis yang digagas untuk seluruh desa di Kalimantan Timur, yang ia sebut sebagai langkah penting dalam memastikan pemerataan akses teknologi.
“Ini bukan soal gaya hidup. Ini tentang keadilan teknologi. Akses internet itu sekarang sudah menjadi kebutuhan dasar yang penting untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Subandi dengan tegas dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Sebagai anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Subandi sangat menyadari betul adanya ketimpangan besar dalam akses teknologi, khususnya di daerah pedesaan.
Meski teknologi telah merambah hampir seluruh aspek kehidupan, realitas di lapangan menunjukkan, tidak semua masyarakat, terutama yang tinggal di pelosok Kalimantan Timur, dapat merasakan manfaatnya.
Menurut Subandi, masih banyak desa-desa di Kaltim yang terisolasi dalam hal akses digital.
Anak-anak di daerah terpencil bahkan harus mendaki bukit untuk mencari sinyal internet, sementara pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kesulitan memasarkan produk mereka secara online akibat koneksi yang buruk dan tak stabil.
“Ini bukan hanya soal mencari sinyal untuk bermain game atau sekadar bersosial media. Ini tentang keadilan teknologi. Anak-anak di desa harus bisa belajar daring tanpa kesulitan, pelaku usaha bisa mengembangkan bisnis secara digital, dan masyarakat bisa mengakses layanan pemerintahan secara efisien melalui internet,” tambah Subandi.
Dengan melihat kondisi ini, Subandi menyambut baik rencana pemerintah untuk menyediakan Wifi gratis di seluruh desa di Kalimantan Timur.
Menurutnya, program ini sangat strategis dalam mendorong pemerataan pembangunan dan memastikan, teknologi dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang jarak atau status sosial.
“Program Wifi gratis ini adalah harapan bagi desa-desa yang dulunya terisolasi. Dengan adanya akses internet yang mudah dan terjangkau, anak-anak di desa bisa mengakses pendidikan dengan lebih baik, pelaku UMKM bisa menjual produknya ke pasar yang lebih luas, dan masyarakat bisa memanfaatkan berbagai layanan publik yang berbasis teknologi,” ujar Subandi.
Namun, politisi yang juga berasal dari daerah pedesaan ini mengingatkan, program tersebut tidak boleh hanya sebatas wacana atau proyek seremonial.
Realisasi program Wifi gratis harus dilakukan dengan cepat dan merata, dan yang lebih penting lagi, perlu adanya pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh seluruh masyarakat di Kaltim.
“Kita tidak ingin program ini hanya menjadi proyek yang diresmikan, kemudian terlupakan. Harus ada pengawasan yang ketat, baik dalam hal pembangunan infrastruktur, pemeliharaan, maupun evaluasi berkala. Kita ingin Wifi gratis ini bisa bertahan lama dan benar-benar memberi manfaat jangka panjang untuk masyarakat,” tegasnya.
Subandi juga menekankan bahwa penyediaan Wifi gratis bukan hanya soal memasang antena atau memancarkan sinyal internet di desa-desa.
Lebih dari itu, ini adalah langkah strategis untuk membangun masa depan, membuka peluang baru, dan memastikan bahwa seluruh warga Kalimantan Timur memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di dunia digital.
“Ini bukan sekadar soal teknologi. Ini soal kemajuan daerah kita, soal masa depan anak-anak kita. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita bisa tertinggal dalam persaingan global yang semakin digital. Ini adalah langkah yang harus kita ambil untuk mewujudkan pemerataan dan kemajuan yang lebih adil,” tambah Subandi dengan penuh keyakinan.
Program Wifi gratis ini diharapkan dapat menciptakan akses yang lebih mudah dan merata terhadap dunia digital, memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, perekonomian, hingga pelayanan publik.
Di tengah transformasi digital yang terus berkembang, Subandi berharap bahwa tidak ada satu pun warga Kaltim yang tertinggal atau terpinggirkan.
Dengan langkah konkret seperti ini, diharapkan Kalimantan Timur dapat memanfaatkan potensi teknologi secara maksimal, membuka peluang bagi anak-anak muda, pelaku usaha, dan masyarakat umum untuk meraih masa depan yang lebih cerah dan lebih baik.
Subandi pun menutup pernyataannya dengan penuh optimisme tentang masa depan Kaltim yang lebih digital dan lebih maju.
“Semoga dengan adanya Wifi gratis ini, Kaltim bisa terus maju, berkembang, dan bisa bersaing di era digital ini. Semua warga Kaltim berhak mendapat akses yang sama untuk masa depan yang lebih baik,” tutup Subandi.