REDAKSI8.COM, BANJAR – Dentuman longsor disimulasikan mengguncang Desa Gunung Batu, Kecamatan Sambung Makmur, Kabupaten Banjar, Kamis (10/7/2025), saat puncak kegiatan Desa Tangguh Bencana (Destana) digelar. Lebih dari 100 peserta, termasuk warga, relawan PMI, aparat TNI-Polri, serta BPBD Kabupaten Banjar, bahu membahu menjalankan skenario penyelamatan dalam kondisi darurat akibat hujan lebat berkepanjangan.
Simulasi penanggulangan bencana tanah longsor ini menjadi penutup dari serangkaian pelatihan intensif selama sembilan hari. Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjar turut mengerahkan 11 personel dari staf, TSR (Tenaga Sukarela), dan KSR (Korps Sukarela) Unit Markas sebagai narasumber dan pendamping dalam latihan tanggap darurat tersebut.
Suasana pun tampak nyata: evakuasi warga lanjut usia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas dilakukan dengan prosedur standar. Kegiatan ini dirancang sedemikian rupa untuk menanamkan respons cepat, terlatih, dan terkoordinasi jika bencana sungguhan terjadi.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Banjar, Yayan Daryanto, mengaku bangga dengan keberhasilan kegiatan. “Simulasi ini bukan sekadar pertunjukan. Yang paling membanggakan, Tim Siaga Bencana (TSB) Desa Gunung Batu kini resmi terbentuk. Mereka akan jadi garda terdepan jika bencana melanda,” ujarnya penuh semangat.
Ia pun menekankan pentingnya melanjutkan semangat kolaborasi. “Kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari upaya membangun desa yang tangguh bencana. Diperlukan kesinambungan dan aksi nyata dari semua pihak,” tambahnya.
Senada, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, H. Abdullah Fahtar, menyebut pelatihan ini sebagai bentuk investasi budaya. “Kita ingin warga memiliki naluri siaga. SOP yang diajarkan harus jadi refleks. Edukasi ini harus jadi kebiasaan,” ucapnya tegas.
Dari sisi pemerintahan lokal, Camat Sambung Makmur Yuana Karta Abidin menyambut baik kegiatan ini. “Desa Gunung Batu memang daerah rawan bencana. Maka kegiatan ini sangat tepat. Saya yakin, dengan pelatihan ini, warga akan lebih siap dari segi mitigasi sampai evakuasi,” katanya.
Apresiasi juga datang dari aparat keamanan. Kapolsek Sambung Makmur menegaskan kesiapan TNI-Polri menjadi garda terdepan penanganan darurat. “Kami siap hadir paling awal saat bencana. Dengan pelatihan ini, kami juga berharap masyarakat semakin mandiri dan tangguh,” jelasnya.
Sementara itu, Pambakal (Kades) Gunung Batu, M. Albilaluddin, S.H menyampaikan rasa syukur desanya dipilih sebagai lokasi kegiatan. “Ini momen langka bagi kami. Kami belajar banyak dan lebih siap menghadapi bencana ke depan. Semoga program seperti ini terus berlanjut,” ungkapnya tulus.
Destana bukan sekadar program pelatihan. Ini adalah ikhtiar kolektif membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Desa Gunung Batu kini menjadi percontohan desa yang tanggap, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan iklim serta ancaman bencana alam.
Melalui kegiatan seperti ini, PMI, BPBD, dan seluruh unsur masyarakat menunjukkan bahwa ketangguhan bukan hanya soal alat dan anggaran, tetapi tentang semangat gotong royong, kesadaran kolektif, dan kesiapan menyelamatkan sesama.
