REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Kota Samarinda diguncang oleh pengalaman sinematik yang tak terlupakan. Film “Ritual, Belahan IV: Bauran” karya sutradara visioner, Robby Ocktavian, berhasil memukau penonton dalam pemutaran eksklusif yang diadakan oleh Sindikat Sinema di Left Side Signature pada Rabu (19/02/2025).
Film yang menjadi bagian dari seri “Ritual, Belahan” ini bukan sekadar tontonan biasa. “Bauran” membawa penonton dalam perjalanan audio-visual yang intens, memadukan konstruksi bunyi yang mencekam dengan potret kota Samarinda yang jarang terekspos. “Film ini bukan hanya tentang melihat, tapi juga merasakan,” ujar Tito Sumarley, kurator pameran “What’s Left in the City” yang menaungi acara ini.
Keunikan “Bauran” terletak pada kemampuannya membangkitkan rasa ingin tahu yang mendalam tentang Samarinda. Melalui sudut pandang yang berbeda, film ini mengajak penonton untuk melihat kota dari sisi yang belum pernah terjamah sebelumnya.
“Setiap suara, setiap gambar, memiliki cerita yang tersembunyi,” ungkap Robby Ocktavian, sang sutradara, dalam sesi diskusi setelah pemutaran.
Sindikat Sinema, sebagai penyelenggara acara, kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung perfilman independen lokal.
“Kami ingin memberikan ruang bagi karya-karya yang berani dan inovatif,” tegas salah satu anggota Sindikat Sinema.
Pemutaran “Bauran” bukan hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga wadah diskusi yang mempertemukan para sineas, kritikus, dan pecinta film.
Acara ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, seniman, hingga masyarakat umum. “Saya terkesima dengan kekuatan visual dan bunyi dalam film ini.
Samarinda terasa begitu berbeda,” komentar salah satu penonton. Pemutaran “Ritual, Belahan IV: Bauran” telah membuktikan bahwa film independen lokal mampu menciptakan pengalaman sinematik yang mendalam dan menggugah.
Dengan suksesnya pemutaran ini, Sindikat Sinema berharap dapat terus mendorong perkembangan perfilman independen di Samarinda.
“Kami percaya, Samarinda memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perfilman yang kreatif dan inovatif,” pungkas Tito Sumarley.
