Talk Show kali ini bertemakan ‘Seni Mengelola Konflik Rumah Tangga’ untuk memberikan edukasi dan menjaga keharmonisan rumah tangga dengan mengundang kelompok Dharma Wanita dan Kader Posyandu Lansia se-Kota Banjarbaru.
Direktur RSD Idaman, Kota Banjarbaru, Dr. Danny Indrawardhana menuturkan, bahwa kegiatan talk show hari ini tidak hanya disentuh oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dari para pegawai maupun personalnya saja tetapi juga harus menyentuh ke keluarganya.
“Jadi harapannya supaya pelayananya makin baik dan personality nya makin baik. Kami berharap produktifitasnya juga makin baik,” ungkapnya.
Demikian, Dr. Danny berharap acara ini dapat memberikan dampak positif terhadap bagi pegawainya serta kepada Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru dengan pembekalan yang telah diberikan.
“Mudah-mudahan acara ini tidak hanya memberikan dampak luar biasa pada kami saja tetapi juga Pemko, dengan pembekalan seperti tema ini yang diangkat suami atau personal didampingi bisa maksimal bekerja dan produktifitasnya lebih baik,” harapnya.
Sementara itu, salah satu narasumber dari Dosen Psikologi ULM Banjarbaru, Ema Yuniarahmah mengatakan, setiap rumah tangga pasti berkonflik tapi kembali bagaimana cara individu masing-masing untuk mengelola ataupun menyelesaikan konflik tersebut.
“Jadi konflik rumah tangga yang tidak terselesaikan itu bisa menyebabkan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), contohnya komunikasi yang tidak bagus hingga menyebabkan kesalahpahaman suami istri, dan akhirnya suami atau istri sekalipun bisa melakukan KDRT,” jelasnya.
Menurutnya, hal-hal sepele yang dibiarkan saja itu akhirnya akan terkumpul seperti gunung sampah yang meledak hingga emosi tidak dapat terkontrol dan menimbulkan KDRT berupa pemukulan dan lainnya.
“Selain itu kesehatan mental menjadi buruk, pelaku maupun korban atau pasangan itu tidak bagus ataupun kesehatan mental orang-orang disekitarnya, jadi semua terdampak kalau konflik rumah tangga tidak selesai,” ujarnya.
Lebih jauh, Ema menjelaskan, di Kalimantan Selatan (Kalsel) kecenderungan konflik rumah tangga sebenarnya lebih tinggi.
Karena itulah angka perceraian di Kalsel termasuk tidak terlalu tinggi tetapi tiap tahun meningkat.
Sedangkan untuk usia pernikahan yang retan akan konflik terjadi apabila memang suami istri tersebut tidak saling menghargai, memahami, dan tidak saling berkomunikasi dengan baik.
“Jadi memang ada yang bilang bahwa 5 tahun pertama itu rawan konflik itu tidak juga, namun tergantung pasangan masing-masing,” tandasnya.