Sempat booming, kini sudah dua setengah tahun harga batu perhiasan berbagai jenis seperti akik, kecubung, genggang dan Borneo kian lesu. Entah dimana ujung pangkalnya yang pasti bisnis batu-batu perhiasan di tahun 2015 lalu sudah mengihidupkan semua sisi aktivitas pendulangan.
“Kala itu, semua bagian dari sebuah proses berjalan dengan baik. Penambang, penggosok, pedagang hingga pembeli sangat bergairah. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang semula tidak mengerti sama sekali dengan aktivitas ini ikut terlibat. Hasilnya, sungguh luar biasa,” ujar Amat, salah seorang warga RT 14 RW 005, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Amat yang juga pelaku bisnis batu perhiasan itu mengaku masih menyimpan bongkahan batu Borneo berwarna merah muda seberat 13 ons.
“Batu Borneo yang masih saya simpan ini saat itu sempat ditawar dua puluh juta oleh orang Balik Papan, tapi berhubung saya nitip orang dan orang tersebut inginkan untung lebih, tidak dijualnya,” terangnya.
Diceritakannya lagi, bongkahan batu Borneo merah muda tersebut dapat dipotong dan dimasak paling sedikit menjadi 20 biji mata cincin. Lebih jauh Amat mengungkapkan, hingga saat ini banyak pihak yang berharap gairah tersebut hidup kembali. Apalagi sudah terbukti booming kala itu membuat penghidupan para pelakunya membaik. “Dari hasil jual batu, kenalan saya sampai bisa bikin satu buah rumah besar,” ujarnya.
Ia berharap semoga beberapa waktu kedepan pasaran batu dapat kembali naik seperti saat itu. “Simpan ai dulu, kalau rami lagi kaina pasaran batu,” tuturnya ketika disinggung terkait koleksi bongkahan batu borneo yang masih berbentuk mentah.

Batu Red Borneo termasuk ke dalam jenis batuan Natural Rhodonite dengan kandungan mineral rodocrosite yang memiliki skala kekerasan mohs batu mulia 5,5 sampai 6,5 skala mohs dan mengandung 20% kalsium oksida, bustamite dengan kepadatan 3,40-3,74 dengan indeks bias 1,716-1,752.
Jika dilihat menurut namanya batu red borneo berasal dari Borneo (Kalimantan) tepatnya berasal dari Desa Kiram yang berada di Gunung Pematon, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Martapura Kalimantan.
Batu Red Borneo berasal dari oksidasi mineral mangan yang bersenyawa dengan cairan hydrothermal. Sebenarnya jenis batu yang sejenis dengan batu red borneo yang juga memiliki unsur Rhodochrosite (Rodocrosite) bukan hanya ada di Kalimantan saja melainkan juga ada di berbagai negara lain.
Beberapa negara yang memiliki jenis batu Rodocrosite (tapi bukan batu red borneo) adalah Meksiko, Kanada, Afrika Selatan, Madagaskar, Jepang, Australia, Wales, Amerika Serikat, Tanzania, Swedia, Rusia dan Kalimantan Indonesia tentunya.
Sejak abad ke 13 Bangsa Inca Di Amerika Selatan sudah mengenal jenis batu Rodocrosite sebagai “batu mawar Inca” yang digunakan untuk mengekstrak tembaga serta perak.
Ciri batu Red Borneo
Batu red borneo yang juga disebut sebagai batu ruby Kalimantan memiliki ciri khas khusus yang membuatnya berbeda dengan jenis batu yang lain yaitu warna merah jambu atau pink dengan urat batu atau gurat warna hitam.
Batu jenis rodocrosite memiliki keunikan yaitu pada permukaan batu muncul warna krem yang sangat tipis dan tekstur yang berwarna hitam. Ciri batu red borneo yang berkualitas bisa dilihat dari clarity (kejernihan warna) dimana tekstur warna yang semakin pekat akan menunjukkan bahwa kualitas batu red borneo semakin baik.
Begitu pula dengan warna dimana kualitas batu red borneo yang baik adalah batu red borneo yang memiliki warna merah jambu. Setelah mengalami proses gosok dan poles permukaan batu red borneo akan terlihat mengkilap dengan serat yang halus dan padat.
Bentuk pemotongan (cutting) batu red borneo yang berkualitas adalah bentuk yang simetris. Akan lebih sempurna jika setelah mengalami proses gosok dan poles batu red borneo memiliki tekstur permukaan yang sangat halus, licin dan tidak adanya retakan.
Ciri batu Red Borneo Asli
Batu red borneo termasuk jenis batu natural yang berasal dari alam sehingga jika dibandingkan dengan jenis batu yang sintetis atau kaca sehingga tentunya batu red borneo yang asli memiliki bobot yang lebih berat.
Batu red borneo lebih keras daripada kaca sehingga batu red borneo asli tidak akan ada bekas goresan jika digores dengan menggunakan kaca.
Jika disenter pada salah satu permukaan batu maka cahaya senter akan terlihat tembus atau transparan. Meskipun cahaya yang tembus tidak sempurna namun dari sisi di baliknya masih terlihat adanya sorotan cahaya senter.
Namun bilamana anda masih ragu, belum yakin atau ingin mendapatkan kepastian maka anda bisa menanyakannya ke Laboratorium Batu Mulia Indonesia atau ke pakar batu profesional.

