REDAKSI8.COM – Tahukah anda, apa saja yang dilakukan para warga binaan di sebuah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)?
Di Lapas Perempuan Kelas II Martapura, para Warga Binaan Perempuan (WBP) banyak melakukan kegiatan positif yang dapat menambah keterampilan selama menjalani masa binaan.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Salis Farida Fitriani mengatakan, warga binaannya banyak melakukan kegiatan positif, salah satunya membuat dan menghasilkan sebuah produk makanan olahan tangan.
“Lembaga Pemasyarakatan Perempuan menghasilkan produk Amplang dengan olahan sendiri,” ungkap Kalapas Kelas II MArtapura kepada redaksi8.com, Senin (12/9).
Produk amplang tersebut katanya memiliki hak paten dan pemasaran di masyarakat sekitar dan diluar kota. Bahkan sudah dipasarkan melalui pasar online.
“Disini mereka juga diajarkan Menjahit, membuat Hidroponik, Ternak Ikan lele dan Salon, sebagai bekal ketika mereka keluar nanti,” sebut Salis.
Kasubsi Bimbingan Kerja Rosa Mery Kusuma membenarkan, sejauh ini di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Martapura melalui program kemandirian keterampilan kerja sudah bisa menghasilkan produk makanan ringan seperti Amplang.
“Hasil dari jualan (amplang <–red) untuk menambah penghasil para warga lapas,” katanya.
Harga amplang olahan warga binaan Lapas Martapura yang dinamai Amplang Warna Permata itu dihargai Rp 12 ribu per bungkus. Dijual ke kios dan toko-toko sekitar martapura hingga ke pulau Jawa.
Diketahui, jumlah WBP saat ini melebihi batas 537 orang, sehingga Lapas perempuan kelas IIA Martapura mengalami Over Kapasitas. Dimana kapasitas lapas sendiri seharusnya cukup menampung 210 WBP saja.