“Harus komunikasi, jadi mereka yang memasarkan harus satu suara dengan yang memproduksi. Jangan sampai yang memasarkan menyampaikan berapi-api, tapi ternyata produksinya tidak bisa memenuhi permintaan pasar,” kata Pj Gubernur Akmal Malik kepada para pelaku UMKM Long Anai.
Pria yang kerap disapa Akmal itu meminta kepala desa setempat, untuk mengembangkan kelompok kecil. Sehingga dapat memiliki militansi dan semangat juang yang bagus.
“Misal hanya 10 orang, tapi mereka semua militan bekerja keras untuk mengembangkan Rumah Cokelat LA ini,” ucapnya.
Jika tim kecil ini berhasil, Akmal menyakini, warga yang lain pasti akan banyak mengikuti. Ia pun menyarankan agar segera dibuat percontohan (piloting) dan pastikan percontohan itu sukses.
Terkait kebutuhan produksi cokelat, jika Long Anai tak sanggup memenuhi permintaan pasar, Akmal menyarankan mereka berkolaborasi dengan Berau.
Sebab di Berau, PT Berau Coal saat ini intensif mengembangkan tanaman cokelat bekerja sama dengan warga setempat di lahan-lahan eks tambang.
Ia juga berharap, pengembangan Rumah Cokelat Long Anai bisa dibantu oleh PT Multi Harapan Utama (MHU) untuk berkomunikasi dengan PT Berau Coal.
Dimana, kedua perusahaan tambang tersebut, bagi Akmal memiliki kepedulian tinggi dalam hal pemanfaatan lahan-lahan eks tambang untuk pengembangan usaha ekonomi produktif. Seperti pertanian, peternakan dan perikanan.
“Nanti tugas MHU untuk bicara dengan Berau Coal,” pinta Akmal Malik.
Saran itu diberikan Akmal berkaca dari pengalamannya saat menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat, beberapa tahun lalu. Di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, kopi ditanam sangat subur.
“Tahu tidak nama kopinya? Kopi Toraja. Padahal itu hampir 90 persen ditanam di daerah yang namanya Kabupaten Mamasa. Hampir sedikit sekali tanaman kopi itu di Toraja,” ungkap Akmal Malik.
Kopi itu kemudian menjadi terkenal karena warga Toraja yang ada di perantauan mengenalkan bahan minuman itu sebagai Kopi Toraja.
“Maka Kopi Arabika Toraja kemudian dikenal sebagai kopi paling enak di Indonesia,” sebut Akmal Malik.
“Nah di sini juga bisa. Biarlah Berau punya cokelat yang enak, tapi namanya nanti Cokelat Long Anai. Bisa saja nanti dibuat dua varian rasa, A dan B. Sama seperti Singapura, mereka punya kain konveksi yang bagus, padahal itu buatan Cibaduyut,” bebernya lagi.
Akmal juga memuji, Cokelat Long Anai rasanya enak sekali. “Coklatnya hampir habis, berarti memang enak,” pungkasnya.