REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Sebagai salah satu kota dengan perkembangan pesat di Kalimantan Timur, Samarinda menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan sampah, yang semakin kompleks seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan aktivitas perkotaan.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi Sapto Setyo Pramono, Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, yang menyoroti urgensi pengelolaan sampah secara terstandar dan mandiri.
Sapto menegaskan bahwa jika pengelolaan sampah di Samarinda tidak dilakukan dengan baik, dampaknya akan sangat merugikan bagi lingkungan, baik dari segi kebersihan, kesehatan, maupun kualitas hidup masyarakat.
“Sampah harus dikelola dengan efektif dan efisien. Jika tidak, akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan, yang pada akhirnya akan merugikan kita semua,” ujarnya dengan penuh perhatian.
Sebagai bagian dari upaya perbaikan, Sapto mengingatkan bahwa pengelolaan sampah bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga melibatkan peran serta aktif masyarakat.
Menurutnya, pengelolaan sampah yang baik harus dimulai dari tingkat dasar, seperti di lingkungan RT dan kelurahan, agar tercipta kesadaran bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Salah satu langkah yang dianggap sangat penting adalah pemilihan lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang harus memperhatikan faktor kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
“Pemilihan lokasi TPS harus dilakukan dengan cermat. Jangan sampai tempat pembuangan sampah dibangun terlalu dekat dengan fasilitas umum seperti sekolah atau kantor organisasi warga, karena itu akan mengganggu kenyamanan dan kesehatan lingkungan,” jelas Sapto lebih lanjut.
Meski demikian, Sapto menyadari bahwa pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya bergantung pada aturan yang ketat, tetapi juga pada pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah sejak dari rumah, di mana sampah bisa dipisahkan sesuai dengan jenisnya—seperti sampah basah, kering, plastik, dan lainnya.
Dengan begitu, proses pengelolaan sampah akan menjadi lebih efisien, dan sampah yang dihasilkan akan lebih mudah dikelola.
“Regulasi yang ada tidak akan efektif tanpa edukasi yang tepat. Masyarakat harus diberikan pemahaman yang jelas dan mudah dipahami tentang cara pemilahan sampah. Jika instruksinya tidak jelas, masyarakat akan kesulitan untuk melaksanakannya dengan benar,” kata Sapto menekankan pentingnya langkah edukasi yang mendalam.
Selain itu, Sapto berharap masyarakat bisa mengubah cara pandang mereka terhadap sampah. Menurutnya, sampah bukanlah sekadar limbah yang harus dibuang, tetapi merupakan potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan secara kreatif dan berkelanjutan.
Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga untuk membuka peluang baru di bidang ekonomi.
“Sampah bisa menjadi potensi yang menguntungkan jika kita kelola dengan baik. Jika masyarakat mulai melihat sampah sebagai sesuatu yang bisa memberikan nilai tambah, kita akan bisa mengurangi dampak negatifnya sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru yang bermanfaat bagi kota,” tambah Sapto.
Selain fokus pada pengelolaan sampah secara internal, Sapto juga berharap bahwa hasil studi banding yang dilakukan oleh Wali Kota Samarinda terpilih mengenai pengelolaan sampah di luar negeri dapat diimplementasikan dengan baik.
Ia berharap pengetahuan yang diperoleh dari studi banding tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk membawa pengelolaan sampah di Samarinda ke tingkat yang lebih modern dan efisien.
“Semoga hasil studi banding tersebut dapat diterapkan di Samarinda, agar kita bisa meniru sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan efisien. Ini akan memberi dampak positif bagi kota dan warganya,” tutup Sapto dengan penuh harapan.
Dengan komitmen untuk menciptakan Samarinda yang lebih bersih dan sehat, langkah-langkah yang diambil dalam pengelolaan sampah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi kota, sehingga masyarakat dapat menikmati lingkungan yang lebih baik dan terjaga kualitasnya.

