REDAKSI8.COM, SIBOLGA – Aksi solidaritas lintas agama terpampang nyata di Kota Sibolga. Sejumlah organisasi kepemudaan Kristen dan Muslim kompak melangkah ke Polres Sibolga, Senin (tanggal lengkap), untuk melaporkan dugaan penistaan agama yang dilakukan seorang pengajar SMAN 3 Sibolga berinisial FBT melalui unggahan video di media sosial.

Kasus ini mencuat usai video pelaku yang menyebarkan pernyataan bernada menyinggung agama viral di TikTok melalui akun “ADDUKHAN”, kemudian menyebar luas di berbagai platform digital dan menuai respons keras dari masyarakat.

Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Tapanuli Tengah, Erikcson Maharaja, menegaskan bahwa laporan ini merupakan bentuk sikap tegas sekaligus langkah menjaga keharmonisan antarumat beragama.
“Kami datang bukan untuk memperkeruh suasana, melainkan untuk menunjukkan bahwa umat beragama bisa bersatu menolak ujaran kebencian. Kami percaya pada supremasi hukum,” ujarnya usai pelaporan di halaman Polres Sibolga.
Dalam aksi damai tersebut, Erikcson tak sendiri. Ia didampingi oleh tokoh-tokoh muda lintas iman, seperti perwakilan BKPRMI Sibolga, pemuda Muhammadiyah, dan unsur Pemuda Katolik. Mereka kompak mengutuk tindakan pelaku dan mendorong penyelesaian hukum yang adil dan transparan.
Perwakilan Muhammadiyah Sibolga, Ahkiki Perdama Kusumu, juga menyampaikan pesan damai. “Islam tidak mengajarkan kebencian. Kami hadir untuk menyerukan penyelesaian dengan kepala dingin, bukan dengan kekerasan,” tuturnya bijak.
Senada, Sekretaris BKPRMI Sibolga, Amar Sikumbang, meminta kepolisian segera memproses laporan ini agar tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Ia juga mengingatkan, jika tidak ada tindak lanjut, aksi damai akan digelar untuk menuntut keadilan.
“Kami tidak ingin kerukunan ini ternodai oleh ujaran kebencian. Jika proses hukum lambat, kami akan bergerak,” tegas Amar.
Sementara itu, Pemuda Katolik Willianto Halawa turut mengapresiasi solidaritas yang ditunjukkan semua pihak. “Sibolga ini kota kecil yang penuh kasih. Jangan biarkan satu tindakan merusak citra toleransi yang telah lama terjaga,” ucapnya.
Kebersamaan para pemuda lintas agama ini menjadi simbol kuat bahwa keberagaman bukan halangan, melainkan kekuatan. Masyarakat pun berharap, kasus ini ditangani secara adil demi menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah keberagaman Kota Sibolga.